Resesi yang sepertinya sudah tak bisa dihindari lagi akan mendatangi Indonesia membuat siapapun, termasuk para pekerja perlu bijak mengelola keuangan. Resesi yang muncul karena menurunnya ekonomi akibat pandemi Covid-19 ini memang perlu diwaspadai. Di tengah ancaman inilah para pakar keuangan seperti Eko Indarto dari Finansia Consulting memberikan beberapa tips untuk para pekerja bergaji di bawah Rp 5 juta dalam menghadapi resesi akibat pandemi. Meski beberapa pekerja bergaji dibawah Rp 5 juta dari BPJS Ketenagakerjaan ada yang mendapatan bantuan atau insentif dari pemerintah, namun pengelolaan keuangan tetap harus dilakukan.
“Sebenarnya sih ketika mereka masih memiliki penghasilan sudah bagus banget, pertama harus bersyukur dulu,” ujar Eko. Nah berikut tips mengelola keuangan dari Eko Indarto untuk para pekerja bergajidi bawah Rp 5 juta di masa pandemi.
- Tetapkan Skala Prioritas
Tips pertama mengelola keuangan untuk para pekerja bergaji dibawah Rp 5 juta adalah menetapkan skala prioritas. Dengan sulitnya mencari dan menambah penghasilan di masa pandemi, membuat seorang pekerja mau tak mau memang harus lebih cermat dalam pengeluaran. Apalagi mengingat masa pandemi yang tidak pasti kapan berakhirnya, menjadikan kamu perlu berhati-hati dalam mengeluarkan uang.
Agar uang tidak terbuang percuma, maka pastikan untuk mendahulukan kebutuhan penting sebagai skala prioritas. Eko sendiri mengatakan bahwa pengeluaran seseorang terbagi menjadi 3 yakni wajib, kebutuhan dan keinginan. Nah dari ketiga jenis pengeluaran ini pastikan kamu menghindari keluarnya uang untuk pemenuhan keinginan. Bila memang masih ada sisa uang setelah memenuhi pengeluaran wajib dan kebutuhan, pastikan uang tersebut untuk ditabung atau diinvestasikan.
“Jadi harus didata dulu, misalnya listrik, sekolah anak, utang, itu tidak bisa diganti. Maka semua hal yang bersifat wajib harus dikeluarkan dulu,” kata Eko.
- Mengganti Pengeluaran untuk Kebutuhan
Sementara itu untuk pengeluaran untuk kebutuhan Eko menyebut seseorang tidak bisa menundanya tapi bisa menggantinya. Seperti misalnya kebutuhan makan, maka seseorang bisa mengganti makanan yang dikonsumsinya dengan yang menu lebih hemat. Contoh lain adalah kamu yang biasanya makan di luar rumah, ganti saja dengan membuat makanan dan mengkonsumsinya di rumah.
“Orang lapar pasti harus makan, cuma makan apa kan bisa diatur, bisa diaternatifkan, makan apa, jenis seperti apa, dan kelas seperti apa,” tukas Eko.
- Menunda Keinginan
Untuk pengeluaran yang bersifat keinginan, Eko menyatakan bahwa seseorang bisa menunda dan menggantinya. Karena sifatnya tidak penting dan tidak mendesak maka keinginan yang muncul memang bisa kamu batalkan. Contoh pengeluaran yang bersifat keinginan adalah berlibur dan jalan-jalan. Maka dari itu Eko menyatakan bahwa pengeluaran untuk keinginan yang bisa ditunda ini bukan merupakan sesuatu yang urgent. Apalagi mengingat masa pandemi ini bisa membuat kabar buruk bagi finansial seorang pekerja karena dirumahkan atau PHK, maka Eko sangat menyarankan untuk menunda keinginan.
Itulah beberapa tips mengelola keuangan dari Eko Indarto untuk para pekerja yang bergaji dibawah Rp 5 juta ketika menghadapi masa pandemi. Dari sinilah maka menurut Eko menghindari pembelian atau pengeluaran untuk hal-hal tidak penting akan menjadi langkah efektif bila dijalankan di masa krisis seperti ini. Lebih lanjut Eko menyarankan agar para pekerja untuk membeli produk-produk lokal bila ingin memenuhi kebutuhannya.
“Walau pemerintah bilang belanja membantu ekonomi negara, cuma ya jangan juga belanja sepeda impor, kan sama saja karena uangnya ke luar. Misalnya kalau mau belanja makanan itu oke, selain membantu produk lokal juga membantu petani dan lain-lain. Jadi pihak yang kena itu banyak,” terang Eko.