Dalam dunia karier, dokumen CV atau Curriculum Vitae dan Resume seringkali diminta oleh HRD atau owner bisnis pada pelamar kerja. Dengan kedua dokumen ini seorang pemberi kerja memang bisa melihat secara general kualifikasi pada pelamar. Namun ternyata sekarang beberapa loker atau lowongan kerja yang ada tidak melulu mengharuskan pelamar melampirkan dua dokumen tersebut. Tetapi dalam loker tersebut pemberi kerja hanya meminta salah satunya saja. Lalu bagaimana baiknya bila ada loker yang meminta salah satu dokumen CV atau resume? Berikut ulasannya.
Gunakan Resume Dibanding CV
Menurut Professional Resume Consultant Alamcvpro, Alia Gemala mengatakan bahwa bila perusahaan hanya meminta salah satu, maka disarankan pelamar memakai resume dibanding CV. Tapi hal ini bisa dilakukan bila perusahaan atau pemberi kerja memang tidak meminta CV atau tidak ada permintaan khusus dari penyelenggara pekerjaan.
“Resume yang menarik sangat memungkinkan seorang pelamar untuk mendapat panggilan wawancara kerja,” kata Alia.
Menurut Alia, Curriculum Vitae merupakan riwayat hidup di mana di dalamnya didapati riwayat pekerjaan dan pendidikannya. Sedangkan resume yaitu ikhtisar atau ringkasan mengenai data diri.
Pertimbangan Menggunakan Resume
Lebih lanjut Alia menyatakan bahwa pertimbangan menggunakan resume ini adalah karena dokumen ini lebih ringkas dan akurat sebagai tolak ukur keprofesionalan seseorang. Sementara itu CV dinilai Alia terlalu umum dan bisa jadi di dalamnya ada informasi yang tidak ada kaitannya dengan kualifikasi lowongan pekerjaan.
Kelebihan lain dari resume menurut Alia adalah bisa dibuat dengan dua lembar saja. Sementara CV bisa memuat informasi yang berlembar-lembar.
“Padahal asumsinya, penyelenggara pekerjaan harus membaca banyak lamaran yang masuk sehingga hanya punya waktu sedikit untuk membaca setiap detail lamaran yang datang,” terang Alia.
Resume Lebih Ringkas
Seperti arti kata dasarnya, resume memang akan menghadirkan sesuatu yang lebih ringkas. Dalam hal lamaran kerja maka resume akan menyajikan informasi yang lebih ringkas, jelas serta dengan format rapi. Informasi dalam resume ini bisa terlihat dari apa yang dituliskan oleh pelamar berkaitan dengan keprofesionalan seseorang.
Perlu kamu ketahui juga bahwa kebanyakan CV yang dilampirkan para pekerja ini memuat data yang bersifat personal (tidak berkaitan dengan profesionalisme). Sebut saja seperti agama, data status perkawinan, golongan darah, jumlah anak, serta nama sekolah sejak taman kanak-kanak.
“Informasi yang cenderung personal seperti itu memang sebaiknya tidak dicantumkan. Sebab, keterangan semacam itu bisa memancing anggapan-anggapan tertentu yang bisa kurang menguntungkan pelamar,” ujar Amir Basuki dari Alamcvpro.
Lebih lanjut Amir menyatakan bahwa resume sudah cukup dan selanjutnya untuk mengetahui kualitas pelamar bisa dilakukan melalui wawancara.
Blunder Menyantumkan Data Personal
Menurut Amir mencantumkan data personal ini sebenarnya merupakan sebuah blunder. Sebagai contoh saja kamu menuliskan status pernikahan di mana kamu sudah nikah dan memiliki anak, maka pihak perusahaan akan berpikir berkali-kali untuk merekrut. Pasalnya karyawan yang sudah menikah dianggapnya kurang bisa dituntut bekerja lebih. Namun tetap saja bagi Amir jika pekerja sudah memenuhi kualifikasi perlu dipanggil untuk digali lebih dalam melalui tahap wawancara.
“Melalui resume pancinglah penyelenggara kerja untuk ingin tahu lebih jauh mengenai diri kita melalui wawancara. Jika saat wawancara ditanya status perkawinan, ya jawab sejujurnya. Namun, jangan muat itu dalam resume sebab itu memberi peluang penyelenggara kerja yang berpersepsi negatif dan urung memanggil kita untuk wawancara,” jelas Amir.
Jangan Abaikan Isi
Bicara tentang desain CV atau resume, menurut Alia berharap bahwa pekerja tidak terlalu fokus pada hal tersebut. Pasalnya CV atau resume dengan desain keren tanpa diimbangi isi yang baik hal tersebut akan sia-sia saja. Maka dari itu desain CV atau resume sebaiknya perlu diimbangi dengan isi mengenai informasi yang menunjang kualifikasi yang diminta perusahaan.