Pengelolaan keuangan dalam sebuah bisnis memang memiliki peranan yang sangat penting. Bahkan faktor manajemen finansial dalam sebuah usaha ini bisa menentukan kelangsungannya di masa depan. Apalagi bila menilik usaha skala kecil seperti UMKM, maka sangat jelas bahwa nasibnya akan berjalan seiring dengan baik-buruknya pengelolaan keuangan.
- Permasalahan Modal
Dalam bisnis skala UMKM ini memang sangat mungkin ada permasalahan yang bisa muncul bila dikaitkan dengan pengelolaan keuangan. Muhammad Isnaeni selaku Kepala Grup Bisnis Mikro, Bank Syariah Indonesia sendiri menyatakan bahwa keberhasilan pelaku UMKM sangat bergantung pada pengelolaan keuangannya.
Salah satu permasalahan yang bisa muncul dalam pengelolaan keuangan UMKM adalah dana atau modal. Ketika mulai menjalankan usaha, para pelaku UMKM ini tak jarang dihadapkan pada masalah permodalan dan juga cara menyusun strategi berusaha.
“Berapa dana yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha? Dananya ini bisa mulai dulu usahanya dulu atau gimana,” kata Isnaeni.
- Cara Mengalokasikan Dana yang Terbatas
Selain permasalahan modal, para pelaku UMKM biasanya juga akan mendapati masalah alokasi dana yang terbatas. Dari dana yang terbatas ini umumnya para pelaku UMKM ini ingin bisa mengoptimalkan dengan hasil maksimal. Sayangnya para pelaku UMKM ini tidak mengetahui cara mengatur aktiva (kekayaan) tetap dan aktiva lancar, termasuk juga cara menggunakan alat untuk mengukur kinerja.
- Tidak Dimulai dengan Studi Kelayakan
Dari keadaan inilah tidak jarang kemudian para pelaku UMKM terjebak dalam kesalahan pengelolaan keuangan. Menurut Isnaeni, kondisi masalah keuangan seperti ini terjadi karena bisnis UMKM tidak diawali dengan studi kelayakan yang memadai. Kebanyakan UMKM memang memulai bisnisnya secara langsung tanpa ada studi karena dinilai sebagai sesuatu yang rumit.
Walau terlihat rumit, menurut Isnaeni sebenarnya studi ini bisa dilakukan secara sederhana.
“Studi kelayakan tidak perlu rumit, dapat juga dibuat sederhana,” kata dia.
- Pisahkan Keuangan Usaha dan Pribadi
Hal lain yang kemudian memicu permasalahan finansial hingga membuat UMKM gulung tikar adalah tidak memisahkan antara keuangan pribadi dan bisnis. Keuangan pribadi dan bisnis yang tidak dipisahkan memang sering menimbulkan kebingungan dalam menentukan atau menggambarkan keuntungan yang didapat.
“Banyak pengusaha yang mencampur jadi satu antara uang pribadi dengan hasil usaha. Mereka sulit menentukan keuntungan dan tidak jarang modal habis terpakai atau sebaliknya,” ujar Isnaeni.
- Pencatatan Transaksi Tidak Dilakukan dengan Teratur
Bentuk kesalahan lain yang bisa terjadi dalam pengelolaan keuangan hingga dapat membuat UMKM gulung tikar adalah tidak teraturnya pencatatan transaksi. Biasanya permasalahan ini terjadi disebabkan oleh tidak adanya sumber daya baik itu tenaga, waktu atau aplikasi pencatatan. Maka saat dilakukan sendiri dan manual, maka pencatatan tersebut akan berlangsung tidak teratur.
“Karena kecapean mungkin jadi tidak dicatat, pulang dagang capek jadi lupa. Jadi ini administrasinya tidak tertib,” ucap Isnaeni.
- Tidak Memiliki Laporan Keuangan
Terakhir, kesalahan dan masalah tata kelola keuangan yang sering membuat UMKM gulung tikar adalah tidak adanya laporan keuangan. Laporan keuangan ini memang sangat penting meski dilakukan dengan konsep sederhana seperti laporan pemasukan dan pengeluaran harian. Menurut Isnaeni laporan keuangan ini memang sangat penting bagi UMKM sekalipun karena bisa menghadirkan proyeksi bisnis.
“Laporan keuangan sederhana tidak tersedia, padahal ini buat bikin proyeksi bisnis kedepan,” tutup Isnaeni.
Itulah enam masalah dan kesalahan tata kelola keuangan yang bisa membuat UMKM gulung tikar alias gagal. Dari sinilah maka sebagai pelaku UMKM kita harus sadar dan memperhatikan serta menghindari beberapa bentuk kesalahan tadi.