Mulai berbisnis tidak harus memiliki modal yang besar. Bahkan beberapa pebisnis sukses ada yang membangun usaha tanpa menggeluarkan modal sedikitpun. Salah satu cara untuk mulai berbisnis dengan cara ini adalah dengan memanfaatkan apa yang ada disekitar anda. Misalnya saja memanfaatkan sampah untuk dijadikan bahan untuk berbisnis. Apalagi jika sampah ini berada ditangan orang-orang yang kreatif tentunya akan bisa menjadi aset yang berharga dan bisa dijual. Nak kali ini kita akan membahas beberapa kisah sukses pebisnis sampah seperti:
-
Indra Noviansyah
Awal mulanya Indra Noviansyah memulai bisnis daur ulang sampah tersebut adalah di Jakarta bersama dengan sejumlah temannya. Tentu saja bisnisnya tidak langsung sukses dan memerlukan proses yang panjang. Untuk jenis sampah yang dikelola indra adalah jenis sampah plastik seperti gelas plastik, botol plastik, tutup plastik dan lain sebagainya. Sedangkan proses pengumpulan sampah plastik ia menerapkan konsep bank sampah. Bisnis daur ulang sampah milik indra di Jakarta bisa dibilang cukup sukses. Hal inilah yang membuatnya memutuskan untuk membuka bisnis daur ulang sampah serupah yang berlokasi di Pontianak. Saking suksesnya hasil daur ulangnya juga sudah diekspor sampai ke Tiongkok. Usaha Indra ini bisa dibilang tidak sia-sia. Bahkan usahanya ini mendapatkan perhatian khusus dari pemerintahan Brunei Darusalam, pada saat mengikuti delegasi Asean-China Enterpreneur yang diselenggarakan di Brunai Darussalam. Indra mendapat tangapan yang posistif meski usaha yang dijalankannya hanya dari sampah.
-
Brigadir Iwan Sudarmono
Dengan ketelatenan dan kerja keras yang dimilik Brigadir Iwan Sudarmono, usaha daur ulang sampahnya bisa dibilang sukses. Anggota polres Pasuruan kota yang berusia 34 tahun ini sukses menjalani usaha daur ulang sampah kertas dan plastik. Bisnisnya dimulai sehak tahun 2012. Iwan mengaku jika sebenarnya usahanya itu telah dirintis sejak lama namun baru bisa fokus sejak tahun 2012. Dengan bantuan modal dari komandannya di polres membuatnya berani menyewa lahan dan membeli mesin giling sampah plastik
Saat ini usaha daur ulang sampah miliknya terus berkembang yang menghasilkan jutaan rupiah tiap bulannya. Bahkan saat ini Brigadir Iwan Sudarmono sudah memiliki 19 karyawan yang bekerja padanya.
-
Mohammad Baedowy
Pria berumur 40 tahun ini sudah menggeluti bisnis daur ulang sampah selama 13 tahun dibawah label C.V Majestic Buana miliknya. Produk hasil dari pengolahan sampah miliknya bahkan diekspor ke China yang bisa menghasilkan uang sampai ratusan juta hanya dalam sebulan saja. Namun perlu diketahui jika kesuksesannya ini bukanlah tanpa proses. Sebelum memulai bisnisnya pria kelahiran Balikpapan ini memutuskan untuk resign dari pegawai lantaran krisis ekonomi tahun 1998. Dari sini ia mulai bisnis daur ulang sampahnya. Selain mendaur ulang sampah Baedowy juga mendesain sendiri mesin pencacah sampah plastiknya yang menghasilkan penghargaan Dji Sam Soe Awards pada 2009.
-
Tom Szaky
Sejak berumur 10 tahun Pria kelahiran Budapest, 1 januari 1982 ini sudah terinspirasi untuk mendaur ulang sampah. Dari sinilah dia bermimpi untuk menjadi wirausaha. Untuk mewujutkan impiannya ia bahkan rela keluar dari Princeton university di New Jersey. Setelah keluar Tom mendirikan bisnisnya yang diberi nama Terracycle pada tahun 2001. Bisnisnya ini mulanya bergerak pada pembuatan pupuk organik dari sampah. Saat ini sudah ada lebih dari 100 karyawan yang dipekerjakan di TerraCycle. Selain pupuk organic TerraCycle telah mendaur ulang bermacam limbah agar bisa digunakan kembali, seperti membuat berbagai benda seperti tas, bangku dan tempat sampah dari limbah.
-
Irene Holler
Dari kekesalanya pada sampah yang menumpuk Irene mulai tertarik pada bisnis sampah. Irene adalah pendiri dari PT Recycle Indonesia Utama Mandiri (recyclindo). Bisnisnya ini mampu meraih keuntungan hingga 70 juta rupiah per bulannya. Tak hanya sampah plastik saja yang dikelola, Irene bahkan mengumpulkan sampah organik dari sisa makanan hotel dan catering. Sampah organik ini kemudian diolah untuk dijadikan kompos dan pakan ikan.
