Generasi milenial kini memang sedang jadi sorotan di dunia ketenagakerjaan (HR). Sikap dan tingkah polah yang berbeda drastis dibanding kelompok atau generasi sebelumnya, membuat para pekerja milenial ini terus menjadi bahan pembicaraan. Dalam banyak kasus, salah satu sikap generasi milenial yang banyak terjadi di lapangan adalah cepatnya mereka berpidah kerja atau perusahaan. Dalam survei yang dilakukan Gallup, para pekerja milenial yang berganti pekerjaan dalam 12 bulan terakhir, tercatat sebanyak 21 persen. Sebuah angka yang tercatat cukup mencengangkan dalam dunia ketenagakerjaan (HR). Sifat para pekerja milenial yang cepat bosan dari para milenial inilah yang kemudian memacu mereka untuk resign dan pindah kerja. Nah bila kamu juga termasuk salah seorang para milenial yang sering pindah kerja, maka sebaiknya kamu mempertimbangkan beberapa hal berikut ini sebelum memutuskan resign dan pindah kerja.
- Pahami Penalti Saat Meninggalkan Perusahaan
Hal pertama yang perlu para milenial pertimbangan sebelum memutuskan untuk pindah kerja adalah penalti dari perusahaan yang ditinggalkan. Tak jarang beberapa perusahaan memang menerapkan aturan penalti bagi karyawan yang resign tidak sesuai aturan. Penalti yang ada ini memang bervariasi tergantung kebijakan dari masing-masing perusahaan. Bila memang penalti ini bisa memberatkan atau membahayakan karir Anda, maka Anda perlu mewaspadainya. Disarankan bila memang ada aturan penalti yang ditetapkan oleh perusahaan, maka sebaiknya kamu mengikuti aturan tersebut. Jangan sampai keputusan gegabahmu untuk resign membuatmu terjerat hukuman dari aturan penalti yang memberatkan tersebut.
- Pastikan Anda Langsung Bisa Mendapatkan Pekerjaan Pengganti
Hal yang penting juga untuk dicermti saat pekerja milenial akan memutuksan pindah kerja adalah pekerjaan pengganti. Tak jarang memang beberapa pekerja milenial yang resign dikarenakan nafsu dan emosi dan tanpa memikirkan masa depan. Hasilnya setelah mereka telah resign, mereka menganggur karena baru mencari pekerjaan pengganti. Memang sebaiknya sebelum mengajukan resign, para pekerja milenial telah memiliki pekerjaan pengganti yang sudah siap untuk dijalani selepas resign. Ketika mereka sudah memiliki pekerjaan pengganti maka para pekerja milenial akan lebih nyaman saat melepas pekerjaan lama.
- Pindahlah Bukan Hanya Semata Karena Uang
Kamu memang memiliki hak untuk resign dan pindah mencari pekerjaan baru. Tapi bila keputusanmu pindah karena hanya semata-mata mengerjar uang atau gaji maka bersiaplah untuk kecewa. Pasalnya jika kamu pindah hanya karena uang, maka disuatu waktu, kamu bisa pindah lagi ke perusahaan lain dan seterusnya tanpa ada ujungnya. Uang memang tidak ada habisnya bila kamu kejar jumlahnya. Bila pun kamu mendapatan nominal yang diharapkan, bukan tidak mungkin ada hal yang memberatkanmu dalam beban atau tuntutan kerja. Hal lain yang juga bisa terjadi adalah kenyamanan di tempat baru yang tak sebaik di tempat lama. Jadi pastikan ada alasan lain yang kuat selain uang saat kamu memutuskan untuk resign dan pindah kerja.
- Pastikan Keputusan Anda Bukan Karena Emosi
Alasan lain yang sering menjadikan para pekerja milenial ini resign dan pindah kerja adalah faktor emosi. Karena adanya ketidakcocokan karakter dengan owner atau karyawan lain maka dengan emosi yang muncul memang para pekerja milenial ini bisa langsung dengan gegabah mengajukan resign. Sayangnya keputusan resign dan pindah kerja yang dikarenakan emosi ini biasanya akan membuahkan sesuatu yang kurang baik. Karena alasan paling baik untuk resign dan pindah kerja adalah sesuatu yang logis atau masuk akan dan yang dipertimbangkan atau dipikirkan dengan masak-masak.
- Jangan Sampai Kamu Menyesali Keputusan Hingga Membuatmu Ingin Kembali Ke Perusahaan Lama
Terakhir, hal yang perlu dipertimbangan oleh kaum milenial sebelum memutuskan resign dan pidah kerja adalah penyesalan. Inilah yang juga jarang dipikirkan oleh kaum milenial. Dengan tanpa pertimbangan yang matang, keputusan resign mereka lantas membuahkan hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Dalam cerita selanjutnya lantas mereka para milenial ini lantas menyesal dan ingin kembali ke perusahaan lama. Tentu jika hal tersebut yang terjadi, perasaan malu dan menyesal adalah keadaan yang sering menyelimuti kaum pekerja milenial.