Bicara tentang anak Presiden Jokowi yakni Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep memang selalu menarik. Sebab selain tidak mengikuti jejak ayahnya untuk menjadi politisi, mereka berdua malah memilih terjun ke dunia entrepreneur. Di dunia bisnis ini sendiri, Gibran dan Kaesang tidak main-main dengan keseriusan dan kesungguhannya. Hal ini terlihat dari banyaknya bisnis yang telah didirikan sehingga menciptakan “kerajaan bisnis” tersendiri. Lalu bisnis apa saja yang sedang dijalankan oleh kedua putra Jokowi Gibran dan Kaesang tersebut. Berikut informasinya untuk Anda ambil inspirasi.
- Chilli Pari
Pertama, bisnis yang dijalankan oleh anak Presiden Jokowi adalah Chilli Pari. Chilli Pari sendiri adalah bisnis yang dijalankan oleh Gibran Rakabuming dibidang kuliner yang dikemas dalam konsep katering. Sesuai dengan bidang usahanya, bisnis yang dirintis mulai tahun 2010 ini sendiri menyediakan beragam jenis kuliner atau makanan untuk keperluan acara atau event. Tapi menariknya pada bisnis yang dirintis dengan menggunakan dana pinjaman sebesar Rp 700 juta tersebut, tidak hanya menyediakan kebutuhan katering atau makanan saja. Sebab dalam Chilli Pari ini, Gibran juga menghadirkan beberapa hal berkaitan dengan kebutuhan pesta seperti gedung, dekorasi, hiburan, undangan dan lain sebagainya. Meski dirinya adalah anak Presiden, namun berdasarkan pengakuan Gibran, dirinya tidak serta merta langsung mendapatkan order besar. Malahan diawal-awal usahanya, Chili Pari hanya mendapatkan pesanan dari acara-acara berskala kecil. Namun demikian Gibran tak berputus asa. Dengan kesungguhannya, dia tetap berinovasi dengan trial and error. Hasilnya sekarang Chilli Pari tidak hanya bisa dijumpai di Solo tapi juga di bebrapa kota seperti Semarang, Yogyakarta, Madiun dan Ngawi.
- Markobar
Bisnis dibidang kuliner lain yang dimiliki Gibran adalah Markobar. Markobar sendiri adalah akronim dari Martabak Kota Barat yang menghadirkan menu martabak dengan aneka toping. Dengan kreativitasnya memadukan beberapa toping dalam sebuah martabak membuat bisnis ini cepat melejit popularitasnya terutama di media sosial. Perkembangan dan pertumbuhan Markobar sendiri terlihat dari semakin menjamurnya outlet-outlet usahanya. Jika pada awalnya markobar hanya bisa ditemui di Solo dan Jakarta maka sekarang kita bisa mendapati Markobar hampir sekitar 40 cabang. Dari 40 cabang tersebut, Markobar bahkan sudah dapat ditemui di beberapa kota besar seperti Bandung, Yogyakarta, Semarang, Malang, Palembang, Banjarmasin, Balikpapan, Manado, Makassar dan juga Jakarta dan Solo yang telah disebutkan. Dengan penjualan yang sudah mencapai lebih dari 50 loyang per hari membuat omset Markobar pun melonjak fantastis hingga Rp 2 juta sampai Rp 5 juta per hari per-outlet.
- Jas hujan ‘Tugas Negara Bos’
Berikutnya, kita tengok bisnis dari Kaesang Pangarep yang menjual produk fashion unik bernama Jas Hujan ‘Tugas Negara Bos’. Bisnis yang satu ini memang unik. Sebab pada umumnya diranah atau dunia selebriti, mereka akan memanfaatkan kepopulerannya dengan berbisnis clothing line. Tapi bagi Kaesang ternyata produk jas hujan lebih menarik dirinya untuk berbisnis. Dengan menggaet Najwa Shihab sebagai modelnya, bisnis yang penjualannya menggunakan sistem reseller ini mampu menarik perhatian publik. Jas hujan yang dijual Kaesang ini memang bukan sembarang jas hujan. Pasalnya jas hujan yang dijual Rp 155 ribu per-satuannya ini terlihat lebih transparan dan memiliki logo garuda serta tulisan “Tugas Negara Bos”
- Kaos ‘Sang Javas’
Bisnis Kaesang berikutnya masih bergerak dibidang fashion. Kali ini Kaesang merambah produk kaos sebagai clothing line dirinya. Dengan nama “Sang Javas”, bisnis yang diluncurkan pada 27 Agustus 2017 juga terbilang unik. Pasalnya, kaos tersebut mengusung tema kecebong yang marak dibicarakan di dunia perpolitikan di Indonesia. Produk kaos “Sang Javas” sendiri dijual Kaesang dengan harga Rp 150 ribu per-pcs.
- Pasta Buntel
Terakhir, mari kita tengok kembali bisnis dari Gibran Rakabuming. Bisnis yang masih berkutat di dunia kuliner ini diberi nama oleh Gibran yakni Pasta Buntel. Sesuai dengan namanya maka bisnis ini menghadirkan menu pasta yang dibungkus atau di ‘buntel’ (dalam bahasa Jawa) dengan daun pisang untuk kemudian dibakar. Meski tak sepopuler Markobar atau Chilli pari, Pasta Buntel yang bisa ditemui di Solo ini tetap menarik untuk ditelusuri. Dengan bumbu khas nusantara yang ada pada Pasta Buntel ini maka konsumen pun akan puas saat menikmatinya.