Jika dulu kita sering mendapati penipuan melalui SMS dengan modus “mama minta pulsa”, maka sekarang bentuk penipuan ini semakin beragam. Karena saat ini muncul banyak platform online maka penipuan pun juga menyesuaikannya. Maka dari itu kini kita bisa mendapati beberapa penipuan yang masuk dalam media sosial, aplikasi chatting, dompet digital dan lainnya.
Adapun modus penipuannya sendiri juga mengalami perkembangan. Sebut saja salah satu modus penipuan yang bisa kita dapati sekarang adalah pengumuman pemenang undian, praktik meminta sejumlah uang dari oknum yang mengaku polisi atau petugas rumah sakit (RS), hingga pembajakan akun dengan meminta kode One Time Password (OTP).
Manipulasi Psikologi Korban Penipuan
Masih munculnya kasus-kasus penipuan ini dinyatakan oleh seoarang oknum penipu karena manusia yang memiliki titik lemah untuk mudah ditipu. Titik lemah yang membuat manusia mudah ditipu menurut oknum tersebut adalah ketika mereka dibuat terlalu bahagia atau panik. Itulah yang kemudian dia sebut sebagai teknik memanipulasi psikologis korban. Dari sinilah kemudian sering muncul modus penipuan mendapatkan hadiah atau menghadirkan kepanikan dengan mengatasnamakan oknum polisi atau petugas RS.
“Manipulasi psikologis (Magis) tersebut membuat seseorang tidak bisa berpikir jernih dan kritis. Hal ini menjadi celah untuk melakukan penipuan online,” ucap oknum penipu.
Berbicara Sangat Panjang dan Cepat
Lebih lanjut menurut pengakuan okunum ini ketika dirinya melakukan sambungan telepon dengan korban maka dirinya akan bicara sangat panjang dan cepat. Teknik bicara seperti ini dilakukannya dengan tujuan agar korban tidak memiliki kesempatan untuk berpikir jernih dan memotong pembicaraan. Dengan jurus pamungkas seperti bujuk rayu dan tipu daya, maka korban yang tidak bisa berpikir jernih bisa jadi akan termakan hasutan oknum.
Penipuan Lewat Media Sosial
Tidak hanya melalui telepon, penipuan saat ini juga bisa muncul dari media sosial. Hal ini pernah terjadi dan dialami oleh komedian Ernest Prakasa. Saat itu Pria yang seorang komedian ini hampir saja menjadi korban penipuan dengan modus akun Twitter palsu dari sebuah bank.
“Belum lama ini, gue me-mention akun Twitter salah satu bank. Cuitan gue kemudian dibalas oleh akun palsu bank tersebut,” cerita Ernest.
Saat itu Ernest menyatakan tak merasa curiga dengan oknum penipu karena nama dan foto profil akun palsu itu tampak serupa dengan akun resmi bank tersebut. Tapi kemudian Ernest sadar bahwa dirinya hampir menjadi korban penipuan karena akun palsu tersebut mengarahkannya ke sebuah tautan yang mengharuskan dirinya mengisi data pribadi berupa username dan password internet banking. Untungnya Ernest punya pengetahuan literasi digital yang baik sehingga dirinya bisa selamat dari perangkap oknum penipu yang tak bertanggung jawab.
Username dan Password atau OTP Adalah Kunci Keamanan
Bagi Anda yang memiliki akun dompet digital, mobile banking atau internet banking, harus paham betul bahwa username dan password atau kode OTP merupakan kunci keamanan yang tidak boleh diberikan kepada siapa pun, bahkan pada petugas bank sekalipun. Dari sinilah maka di zaman sekarang, literasi atau pengetahuan digital menjadi sesuatu yang penting dan harus dimiliki supaya bisa terhindar dari penipuan online.
Sang oknum penipu sendiri mengatakan bahwa pengetahuan atau literasi digital seseorang yang rendah bisa membuat mereka jadi sasaran empuk bagi pelaku kejahatan.
“Masih banyak masyarakat yang belum paham mengenai fungsi OTP dalam transaksi online sehingga mereka dengan mudah memberikannya kepada orang lain. Terlebih, ketika diiming-imingi sejumlah uang,” jelas oknum penipu.