Traveloka merupakan perusahaan penyedia layanan tiket pesawat dan hotel baik didalam negeri maupun di luar negeri. Basis operasional traveloka sendiri ialah di Jakarta dan berdiri sejak 2012 silam. Traveloka termasuk dalam salah satu unicorn yang kini telah memiliki karyawan hingga 1200 orang. Startup yang memiliki slogan traveloka dulu———–kemudian ini melebarkan sayap tak hanya pada pemesanan tiket pesawat namun juga taman hiburan, bis , kereta hingga tiket bioskop. Salah satu pendiri dari startup ini ialah Ferry Unardi.
Sekilas Tentang Ferry Unardi
Ferry Unardi lahir di Padang pada 16 Januari 1988 silam. Ia dahulu mengambil kuliah di Purdue University jurusan Computer Science dan Engineering. Purdue University sendiri merupakan slaha satu universitas yang berada di Indiana, Amerika Serikat. Setelah lulus ia pun bekerja selama 3 tahun di perusahaan milik Microsoft yang ada di Seattle. Biarpun sudah mendapatkan pekerjaan yang cukup bergengsi namun Ferry akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya master di Harvard University.
Perjalanan Ferry Membangun Traveloka
Sama seperti CEO startup unicorn lainnya Ferry Unardi mendirikan traveloka dengan jalan yang tidak mudah. Butuh banyak keberanian untuk memulai dan inovasi untuk mempertahankan traveloka hingga saat ini.
Dimulai Dari Umur 23 Tahun
Ferry yang tergolong masih muda kala itu berani keluar dari zona nyamannya. Ferry memutuskan untuk resign dari perusahaannya kala itu dan mulai tertarik dengan start up pemesanan tiket yang sedang booming di luar negeri. Ia pun mengajak dua sahabatnya yaitu Albert Zhang dan Derianto Kusuma untuk mendirikan start up pembanding tiket pesawat pada 2012 silam. Pada pertengahan 2013 traveloka pun berubah menjadi aplikasi penyedia layanan tiket pesawat terbang.
Ditolak Banyak Maskapai
8 tahun mempelajari sistem reservasi dan pengalaman lainnya yang dimiliki Ferry tak membuat traveloka langsung menemui kesuksesan. Ia bahkan ditolak banyak maskapai diawal-awal membangun traveloka ini. Ferry pun yang masih kuliah master di Harvard University kala itu sampai memutuskan untuk berhenti kuliah agar lebih fokus mengurusi traveloka. Sayangnya tak ada maskapai yang mau bekerja sama dengan traveloka di awal-awal mereka berdiri.
Pantang Menyerah Menjadi Kunci Suksesnya
Walau sudah ditolak beberapa kali oleh maskapai penerbangan namun traveloka tidak menyerah begitu saja. Ia terus menyakinkan pihak maskapai agar mau bekerja sama dengan traveloka. Alhasil sedikit demi sedikit ada pula pihak maskapai yang ingin bergabung. Setelahnya ia pun mulai memperbaiki sistem customer service untuk meningkatkan konsumen dalam memakai aplikasi traveloka.
Dimulai Dari 8 Karyawan Kini Memiliki Ribuan Karyawan
Jika dahulunya traveloka hanya memiliki 8 karyawan saja lambat laun traveloka mulai berkembang pesat. Kini ia memiliki ribuan karyawan diberbagai divisi dalam traveloka sendiri. traveloka bahkan dinobatkan menjadi situs nomor 1 di Indonesia . Nilai valuasi dari traveloka sendiri bahkan menyentuh Rp. 26.2 triliun. Website traveloka sendiri setiap bulannya dikunjungi lebih dari 16.2 juta orang.
Kunci Sukses Ferry Unardi
Setiap bisnis yang sukses tidak mungkin diawali dengan mudah. Penolakan itu biasa bahkan bisa menjadi penyemangat anda untuk bekerja lebih baik lagi. Bisa saja Ferry memutuskan untuk menyerah begitu saja setelah mendapatkan penolakkan dari beberapa maskapai namun hal tersebut enggan ia lakukan. Ia malah memilih melanjutkan bisnisnya bahkan berhenti kuliah agar lebih fokus. Dalam bisnis perlu insting dan melayani konsumen dengan maksimal agar anda bisa mendapatkan feedback optimal. Sudah siapkah anda mengikuti jejak Ferry Unardi?