Pandemi Covid-19 yang menjadi perhatian serius seluruh dunia, termasuk Indonesia memang menghadirkan banyak perubahan. Selain pola hidup, pandemi juga membuat membuat beberapa perubahan terhadap dunia kerja. Seperti kita tahu pandemi yang berlangsung telah mempercepat atau mengakselerasi kehadiran teknologi digital dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Kebutuhan Talenta Data Science dan Artificial Intelligence (AI)
Menurut Nadia Alatas yang merupakan pemenang Women in ICT-Channel Asia Award 2020 menyatakan bahwa pandemi telah mendesak pada kebutuhan talenta di bidang teknologi khususnya data science dan artificial intelligence (AI). Keberadaan para talenta ini sekarang memang perlu diperhatikan untuk membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini diperkuat dengan adanya laporan “The Future Job of Report 2020” oleh World Economic Forum (WEF) yang mendapati terjadinya adopsi teknologi oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia.
“Hal ini mengindikasikan tentang mendesaknya kebutuhan pekerja antara lain di bidang data science dan analytics, artificial intelligence (AI) dan machine learning specialist, big data analytics, internet of thing (IoT) specialist, serta digital marketing specialist,” terang Nadia Alatas
Ketidakselarasan Antara Kapasitas Angkatan Kerja Berpendidikan Tinggi dengan Kebutuhan Industri
Menurut laporan Bank Dunia yang berjudul “Prospek Ekonomi Indonesia: Mempercepat Pemulihan” yang dirilis pada Juni 2021 menyatakan bahwa di Indonesia masih minim lapangan kerja yang layak dan berkualitas. Padahal lapangan kerja inilah yang mampu mendorong pertumbuhan masyarakat kelas menengah di Indonesia.
Sementara itu dari sisi permintaan, di Indonesia terjadi ketidakselarasan antara kapasitas angkatan kerja berpendidikan tinggi dengan kebutuhan industri. Bahkan begitu cepatnya teknologi yang berkembang membuat gelar diploma atau sarjana tidak menggaransi mereka bisa dibutuhkan oleh lapangan kerja.
Lebih lanjut, Nadia mengatakan bahwa adanya kesenjangan yang lebar antara kebutuhan industri atas talenta bidang data science dan AI dengan ketersediaan yang disiapkan oleh dunia pendidikan. Dengan hal ini maka perguruan tinggi pun punya tantangan guna menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Beberapa Perguruan Tinggi Mulai Menyadari
Untungnya ketidakselarasan ini telah disadari oleh beberapa perguruan tinggi. Menurut Dr. Erwina selaku Ketua Program Studi Matematika dari Universitas Katolik Parahyangan Bandung menyatakan bahwa data science dan AI merupakan teknologi teraktual yang digunakan hampir semua bidang. Karena itu, pihaknya mulai mengenalkan teknologi ini di kampus. Dalam hal ini Dr. Erwina kemudian menjadikan keterampilan mahasiswanya sebagai bagian program pelatihan bekerja sama dengan lembaga pembelajaran.
“Melalui program-program tersebut, diharapkan bukan hanya alih pengetahuan semata, tetapi menjadi pengalaman dalam penerapannya. Serta yang tidak kalah penting adalah menyiapkan sertifikasi agar diakui industri ketika menyelesaikan perkuliahan,” ucapnya.
Adaptasi UMKM Lokal dengan Kanal Digital
Hal lain yang menjadi fenomena umum di masa pandemi sekarang adalah munculnya momentum para pegiat usaha lokal, khususnya UMKM lokal, untuk beradaptasi dan mencapai lebih lewat kanal digital. Dengan dibatasinya pergerakan dengan aturan PSBB atau PPKM membuat banyak pelaku usaha lokal harus berpindah pada platform digital. Konsumen sendiri di masa pandemi memang mulai lebih banyak memilih berbelaja secara online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Peningkatan transaksi penjualan online melalui e-commerce di masa pembatasan menjadi bukti bahwa pasar mulai bergeser ke ranah digital. Dari sinilah maka pelaku usaha pun mau tak mau harus mulai belajar dan membiasakan diri dengan teknologi. Sementara itu dibalik semakin intens-nya penggunaan teknologi dalam kegiatan sehari-hari masyarakat, secara tidak langsung akan membuat permintaan akan talenta digital semakin besar di era pandemi dan sesudahnya nanti.