Apakah Anda pernah mendapat telepon dari pihak bank yang menawarkan pembuatan kartu kredit? Atau Anda pernah mendapatkan penawaran secara langsung dari pihak bank untuk membuat kartu kredit? Memang tidak semua nasabah bank mengiyakan penawaran ini, namun ada juga yang menolak lho. Khusus untuk nasabah yang menerima tawaran ini, ada dua alasan yang pasti mendasarinya. Pertama nasabah tersebut memang memerlukan kartu kredit dan mampu membayar tagihan yang mungkin muncul. Kedua adalah nasabah yang menerima tawaran karena tergiur dengan keuntungan-keuntungan yang dijanjikan oleh kartu ajaib yang satu ini.
Mungkin nasabah yang menggunakan alasan pertama tidak akan menemukan kesulitan berarti dengan kartu kreditnya. Namun nasabah dengan alasan yang kedua, kemungkinan besar akan mendapatkan masalah mengingat mereka hanya mempertimbangkan keuntungan tanpa memikirkan tagihan atau beban yang akan mereka tanggung di belakang.
Sejak beberapa tahun belakangan ini sepertinya kepemilikan kartu kredit menjadi gaya hidup masyarakat. Tidak hanya masyarakat kalangan atas yang menjalani gaya hidup seperti ini. Kini cukup banyak masyarakat dari kalangan menengah ke bawah yang tergiur dengan kepemilikan kartu kredit. Sebenarnya gaya hidup seperti ini tidak salah mengingat kehadiran kartu kredit di tengah-tengah kita memang ditujukan untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan kepraktisan dalam bertransaksi.
Bayangkan saja Anda tidak harus membawa uang berjuta-juta untuk shopping dan sebagai gantinya Anda hanya membawa 1 keping kartu saja. Simpel, praktis, efisien dan pastinya membuat dompet Anda tetap langsing. Selain mempermudah transaksi, kartu kredit juga menghindarkan Anda dari kejahatan seperti perampokan, penjambretan dan saudara-saudara turunannya.
Lalu apakah hanya keuntungan-keuntungan ini yang membuat banyak orang tidak berpikir dua kali unruk membuat kartu kredit? Faktanya banyak sekali nasabah kartu kredit di berbagai belahan Indonesia yang makin susah hidupnya karena si kartu kredit. Bagi beberapa orang kartu ajaib yang satu ini memang memberikan nikmat di depan dan sengsara di belakang. Alasannya simpel, mereka yang tidak memiliki pondasi keuangan dan kontrol nafsu yang kuat sudah pasti terjerumus ke dalam lembah hutang.
Anda harus tahu bahwa kartu kredit itu berbanding terbalik dengan kartu debit. Jika kartu debit memotong langsung pengeluaran Anda dari tabungan, maka kartu kredit lebih mengandalkan kepercayaan dari Bank. Anda sebagai nasabah dipercaya untuk berbelanja atau mendebit uang yang notabene bukan uang Anda. Jadi ketika Anda berbelanja menggunakan kartu kredit, Anda membayar di belakang. Dengan kata lain bank memberikan Anda pinjaman melalui kartu kredit kemudian Anda membayarkan nominal pinjaman Anda setiap bulannya.
Sistem ini terlihat fair dan cukup menguntungkan bagi kedua belah pihak. Namun siapa sangka, cukup banyak nasabah kartu kredit yang gagal mengatur penggunaan kartu kredit. Dengan kalapnya mereka berbelanja menggunakan kartu kredit tanpa memikirkan betapa besarnya tagihan yang akan diterima di akhir bulan nantinya. Ujungnya Anda bisa dikejar-kejar oleh debt collector atau mungkin bagi Anda yang menunggak cicilan sudah pasti akan terkena bunga yang cukup besar. Anda harus tahu bahwa bunga cicilan kartu kredit bisa membuat Anda kembang kempis.
Membaca ulasan diatas mungkin membuat Anda bertanya-tanya sebaiknya memiliki kartu kredit atau tidak. Jika Anda memang merasa mampu membayar tagihan serta bisa mengontrol nafsu, kartu kredit adalah satu dari sekian banyak hal yang membuat hidup Anda semakin mudah. Setiap produk barang ataupun jasa diciptakan tentu untuk membuat kualitas hidup manusia semakin meningkat.