Sebagai pemimpin atau owner bisnis, Anda memang punya kekuasaan besar untuk melakukan apa saja di perusahaan, termasuk memarahi hingga memberhentikan karyawan. Tapi sebagai pemimpin bijak seharusnya Anda dapat mengerti efek dari cara memarahi tersebut yang dapat membuat karyawan tersinggung hingga resign. Apalagi bila karyawan di perusahaan Anda adalah orang-orang yang sudah bekerja lama untuk Anda, maka sebagai pemimpin sudah selayaknya Anda harus bijak. Jadi bila ada sebuah kesalahan atau juga performa produktivitas yang menurun sebaiknya Anda tak langsung menegur mereka dengan cara langsung memarahinya. Sebab, ada beberapa cara alternatif lain yang bisa Anda lakukan untuk menegur karyawan selain marah-marah.
- Ajak Diskusi Secara Pribadi atau Bersama Tim
Cara pertama untuk menegur karyawan selain memarahi adalah dengan mengajaknya diskusi. Anda bisa mengajaknya berdiskusi secara pesonal atau pun secara bersama-sama dengan tim. Dengan cara ini Anda harus bisa mengajak mereka bicara dari hati ke hati tentang pemasalahan yang ada. Karena memang bisa jadi permasalahan yang ada terjadi karena ada problem pribadi yang sedang dialami karyawan. Bisa jadi juga permasalahan yang ada terjadi karena adanya problem pada tim. Nah dari diskusi ini Anda tidak menjadi penguasa pembicaraan, tapi Anda harus melibatkan karyawan untuk bicara dan mengungkapkan yang sedang dirasakan.
- Bicarakan Masa Depan
Masa depan memang dapat menjadi jurus andalan untuk mengatasi masalah bersama di perusahaan. Dalam bekerja memang adakalanya karyawan merasakan kejenuhan dan penurunan performa. Nah dari sinilah Anda sebagai pemimpin bisa membangkitkan kembali semangatnya dengan membicarakan masa depan bersama dengan perusahaan. Dengan membicarakan masa depan yang mungkin sempat terlupakan maka permasalahan yang sedang dialami perusahaan akan dirasakan dan diatasi dengan kesadaran sendiri oleh karyawan.
- Pancing dengan Masalah yang Lebih Besar
Seorang karyawan memang bisa jadi tidak tahu dampak atau efek yang bisa terjadi dari sebuah masalah yang sedang muncul. Maka dari itu Anda tak perlu memarah-marahi mereka, karena karyawan yang mungkin tidak paham apa yang sedang terjadi dan dampak yang bisa ditanggung perusahaan dari masalah yang ada. Maka dari itu untuk menegur karyawan, Anda bisa memancing mereka dengan masalah yang lebih besar. Bukan untuk menakut-nakuti atau membesar-besarkan masalah. Tapi masalah lebih besar yang bisa terjadi ini adalah keadaan yang memang harus ditanggung bersama bila masalah yang ada dibiarkan berlarut-larut. Dari penjelasan Anda mengenai masalah yang lebih besar tersebut maka karyawan akan sadar dan akan memperbaiki pekerjaannya.
- Beri Contoh
Langkah selanjutnya untuk menegur karyawan tanpa harus memarahinya adalah dengan memberi contoh. Memberi contoh memang akan membuat banyak kesadaran pada banyak pihak, termasuk karyawan untuk melangkah lebih baik ke depannya. Masalah yang sedang terjadi memang bisa jadi karena karyawan yang belum mengetahui tindakan yang tepat untuk mengatasinya. Maka dari itu Anda yang lebih berpengalaman dan tahu apa yang diharapkan bisa memberi contoh. Anda bisa memberi contoh dari diri sendiri atau memberi contoh dengan menghadirkan orang lain (karyawan lain). Dari contoh terbaik yang Anda hadirkan maka karyawan akan sadar dan mengerti untuk memperbaikinya. Dengan hal ini maka Anda pun tak perlu memarahi karyawan untuk bisa menegur kesalahannya.
- Ungkapkan Ekspresi Kecewa
Terakhir, cara untuk menegur karyawan tanpa harus memarahinya adalah dengan mengungkapkan ekspresi kecewa. Sebagai manusia memang sangat wajar bila kemudian Anda merasa kecewa dengan permasalahan yang ada di perusahaan karena ulah karyawan. Maka dari itu Anda berhak kecewa. Tapi kecewa di sini bukan berarti Anda harus marah-marah. Tapi sekedar memperlihatkan raut muka kecewa sudah cukup untuk menunjukkan bahwa Anda merasa tidak suka dengan performa karyawan. Selain memperlihatkan raut muka kecewa, Anda juga bisa mengungkapkan rasa kecewa lewat kata-kata. Tapi saat mengungkapkan rasa kecewa dengan kata-kata, Anda tak perlu sambil marah-marah. Ini karena karyawan akan sudah memahami kekecewaan Anda bila memang Anda benar-benar mengungkapkan sepenuh hati. Saat Anda menunjukkan raut muka dan ungkapan kecewa ini maka Anda akan sudah bisa menegurnya meski tanpa marah-marah.