Pandemi memang membuat sektor perekonomian Indonesia terpuruk hingga menyebabkan resesi. Dari keadaan inilah kemudian pemerintah melakukan berbagai cara dan strategi untuk memulihkan ekonomi nasional. Salah satu usaha dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) adlah dengan terus memperkuat sinergi dengan kementerian dan lembaga keuangan. Menurut Perry Warjiyo selaku Gubernur BI, menyatakan bahwa Bank Indonesia berencana menerapkan 5 strategi untuk membangun optimisme pemulihan ekonomi nasional.
Prasyarat Penerapan Strategi
Masih menurut Perry menyatakan bahwa untuk menerapkan strategi tersebut ada prasyarat yang harus dipenuhi yakni kedisiplinan penerapan prokes (protokol kesehatan) dan juga adanya vaksinasi.
“Ada satu kondisi prasyarat yaitu vaksinasi dan disiplin protokol covid-19, dan lima kebijakan untuk memperkuat pemulihan ekonomi nasional,” kata Perry.
5 Strategi BI untuk Pemulihan Ekonomi Nasional
Adapun strategi dan kebijakan Bank Indonesia untuk memulihkan ekonomi nasional ini antara lain :
- Pembukaan sektor produktif dan aman.
- Percepatan realisasi stimulus fiskal.
- Peningkatan kredit/ pembiayaan kepada dunia usaha.
- Keberlanjutan stimulus moneter dan makroprudensial.
- Digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya UMKM.
“Episentrum krisis kali ini adalah pandemi covid-19. Karenanya, vaksinasi dan protokol covid-19 sangatlah penting agar kesehatan tetap terjaga, mobilitas manusia kembali normal, aktivitas ekonomi dan dunia usaha membaik, serta dampak rambatan ke sektor keuangan dan moneter dapat dicegah,” ujar Perry.
Sambut Baik Kehadiran Vaksin Covid-19
Dalam perencanaan strategi ini, Bank Indonesia sendiri menyambut baik usaha yang dilakukan pemerintah dalam menghadirkan vaksin Covid-19. Terkait pengadaan vaksin Covid-19, BI sendiri ikut berperan dalam pendanaan melalui burden sharing dalam APBN 2020.
Untuk memulihkan perekonomian nasional menurut Perry dibutuhkan Realisasi Anggaran PEN Rp 164 Triliun. Dari sini maka ekonomi Indonesia akan naik positif di Kuartal IV 2020. Pemerintah pusat sendiri melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berusaha untuk terus mendorong realisasi sisa anggaran dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di akhir tahun 2020 ini.
“Kita terus dorong peningkatan realisasi PEN di sisa tahun ini. Hal ini karena masih diperlukan realisasi Rp164,33 triliun untuk mencapai target ekonomi positif pada kuartal IV-2020,” jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers Strategi Implementasi APBN 2021.
Realisasi Anggaran Program PEN Sampai Saat Ini
Untuk saat ini sendiri hingga 25 November 2020 realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) baru mencapai Rp 431,54 triliun. Realisasi tersebut setara dengan 62,1 persen dari pagu Rp 695,2 triliun. Meski dinilai masih kurang namun dibanding dengan realisasi anggaran PEN per 4 November lalu, catatan ini dinilai lebih baik karena ada peningkatan. Realisasi anggaran pada 4 November ketika itu hanya 54,1 persen atau setara Rp 276,17 triliun.
Pada realisasi yang sudah ada sekarang ini rinciannya yaitu sektor kesehatan sudah mencapai Rp 40,32 triliun. Angka ini sendiri tercatat sekitar 41,2 persen dari pagu anggaran yang sebesar Rp 97,90 triliun.
“Apabila ada bidang kesehatan yang masih belum terserap maka dia akan dilakukan pencadangan untuk pembiayaan vaksin kita,” ucap Sri Mulyani.
Sementara itu untuk realisasi anggaran PEN dibidang perlindungan sosial sudah mencapai Rp 207 triliun. Dari angka ini sendiri maka pencapaian realisasi telah mencapai 88,9 persen dari pagu anggaran sebesar Rp 233,69 triliun.
Dan untuk realisasi anggaran PEN terkait bantuan kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah mencapai Rp 98,76 triliun dari pagu anggaran Rp 115,82 triliun. Terakhir, realisasi anggaran untuk insentif usaha telah mencapai Rp 120,6 triliun dari pagu anggaran Rp 120,6 triliun.