StartUp dan UKM

Ini Rahasia Resep Usaha Tas Kulit “Abekani” Tetap Moncer di Tengah Pandemi

tas_kulit_abekani

tas kulit abekani/http://www.atapermata.com/

Dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini memang bisa dikatakan bahwa UMKM menjadi korbannya. Ini dikarenakan saat wabah virus corona melanda Indonesia membuat tingkat pembelian konsumen menurun drastis. Bahkan dari situasi ini beberapa UMKM mau tak mau harus gulung tikar akibat tidak mampunya menutup kerugian. Untuk itulah seorang pengusaha harus berjuang sekuat tenaga di masa pandemi ini. Dengan ketekunan dan kreativitas inilah memang UMKM akan bisa bertahan dari situasi yang sulit seperti sekarang.

Strategi Kekuatan Komunitas

Salah satu perjuangan yang telah membuahkan hasil dalam menghadapi pandemi ini dapat ditunjukkan oleh Christiana Tunjung, seorang pengusaha tas kulit. Dengan membawa bendera “Abekani”, Christiana memang telah mampu mengatasi situasi sulit hingga mampu bertahan. Dalam perjuangannya itu Christiana mengatakan bahwa dirinya punya jurus atau strategi “kekuatan komunitas”. Dengan strategi inilah Christiana mampu membuat bisnisnya tetap berjalan normal seperti biasanya.

“Pesanan kami jalan terus tiap hari. Di tengah pandemi ini, bisa dibilang kami sama sekali tidak terdampak. Jumlah kiriman pun sama seperti sebelum pandemi,” ucap Christiana.

Menurunkan Jumlah Produksi

Saat pandemi muncul, Christiana banyak mendengar kabar adanya para pengrajin kulit yang mengalami PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Dari sinilah Christiana kemudian memutuskan untuk menurunkan jumlah produksi. Apa yang dilakukannya ini bukan tanpa alasan. Sebab bila dirinya tetap bersikukuh memproduksi barang seperti biasa namun pembelian menurun, hal ini dapat membuatnya merugi. Dari cara inilah Christiana tetap mendapatkan pesanan yang stabil sekitar 2.000 item per bulan. Sebagian besar pesanan yang datang ini berasal dari komunitasnya yang bernama Abekanian.

“Mereka adalah para pelanggan setia tas kulit Abekani yang membuat nama menjadi Abekanian. Komunitas ini terdiri dari 28.000 anggota, mereka yang beli produk ini makanya saya masih bisa bertahan hingga saat ini,” ungkapnya.

Awal Mula Usaha

Bisnis yang dijalankan Christiana ini dimulai pada tahun 2012. Ketika itu dirinya memproduksi tas perempuan dari bahan kulit nabati. Untuk harga produknya Christiana mematok banderol Rp 600.000 – Rp 800.000. Dibanding produk tas kulit lainnya, harga produk “Abekani” ini memang lebih terjangkau.

Untuk pemasarannya, Christiana memanfaatkan kaskus dan blog. Ketika pesanannya membludak, Christiana kemudian membuat akun Facebook untuk untuk melayani transkasi penjualan. Nah saat menjalankan marketing di Facebook inilah Christiana mendapatkan seorang member dari komunitas fesyen yang menulis review pada produknya hingga menjadikan brand-nya naik kelas.

“Intinya dia menulis di review-nya, bahwa produk tas saya harganya terjangkau tapi kualitas bagus. Dari sana lah mulai produk saya dikenal banyak orang,” kata dia.

Berinovasi dengan Cara Berbeda

Dengan eratnya jalinan yang ada di komunitas, Christiana mengaku dirinya harus melakukan inovasi yang berbeda-beda. Seperti misalnya, sebelum memproduksi tas, Christiana sering kali membuka polling. Inovasi lain yang pernah dilakukan yaitu mengadakan lomba desain tas dengan hadiah tas kulir gratis untuk komunitasnya.

“Tak melulu soal bisnis, tapi bagaimana bikin mereka merasa bangga akan aktualisasi diri dan tentunya terlibat dengan Abekani. Karena mereka, selama pandemi ini penjualan saya tetap stabil. Saya sangat bersyukur dengan adanya mereka,” kata Christiana.

Itulah kisah dari Christiana Tunjung dengan usahanya tas kulitnya “Abekani”. Dari sini kita bisa melihat bahwa selalu ada cara dan jalan keluar dari kesulitan bila kita mau berjuang dan kreatif. Seperti itulah juga yang dilakukan Christiana untuk menghadapi pandemi sehingga usahanya tetap bisa eksis hingga sekarang.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Yang Menarik di Bulan Ini

To Top
×