Lainnya

Inilah 4 Perusahaan Properti China yang Sedang Alami Krisis

perusahaan-properti-china-yang-sedang-krisis

China Evergrande/https://www.theedgemarkets.com/

Kasus krisis finansial ternyata tidak hanya dihadapi oleh Evergrande. Seperti kita tahu selama ini nama Evergrande sebagai perusahaan properti di China sering disebut dan dikabarkan oleh beberapa media tengah masalah keuangan. Namun ternyata didapati tidak Evergrande saja yang mengalami krisis. Sebab Evergrande adalah perusahaan properti pertama yang terkuak masalah keuangannya. Setelah itu memang muncul dan terkuak kondisi keuangan yang sama seperti Evergrande pada perusahaan properti China lainnya. Nah berikut beberapa perusahaan properti China yang tengah engalami masalah keuangan?

  1. Evergrande

Perusahaan properti China pertama yang diketahui mengalami krisis adalah Evergrande. Kabar mengenai Evergrande yang mengalami krisis ini terungkap pada September 2021 lalu. Diketahui ternyata Evergrande memiliki hutang hingga mencapai US$300 miliar atau Rp4.265 triliun (kurs Rp14.218 per dolar) jika di rupiahkan. Setelah gagal membayar pada bulan September, kini dikabarkan Evergrande kembali gagal membayar utangnya senilai US$148 juta beserta bunganya dalam bentuk obligasi yang didominasi dolar AS. Dari permasalahan ini Evergrande harus merelakan sahamnya jatuh hingga 80 persen dan nilai marketnya juga turun menjadi US$5 juta. Karena terus merosot, saham Evergrande pun dihentikan sementara dari perdagangan dan kabarnya akan dibeli oleh rival pengembangnya.

  1. Fantasia Holdings

Ternyata pengembang properti besar lain dari China yakni Fantasia Holdings juga diketahui memiliki permasalahan keuangan yang terbilang parah. Perusahaan yang berpusat di Shenzhen ini didapati tertatih-tatih karena gagal membayar utang sebesar US$315 juta atau setara Rp4,47 triliun. Utang Fantasia ini terdiri dari US$206 juta pengembalian obligasi dan US$109 juta pinjaman dari pengembang terbesar kedua China, Country Garden. Dari masalah yang dihadapi Fantasia tersebut lembaga pemeringkat S&P dan Moody kemudian harus menurunkan rating kredit default Fantasia. Akibatnya saham Fantasia pun turun hampir 60 persen dari nilai marketnya sebesar US$420 juta.

  1. Modern Land

Berikutnya, perusahaan properti asal China yang juga mengalami krisis finansial adalah Modern Land. Perusahaan yang berbasis di Beijing ini diketahui juga mendapatkan masalah gagal bayar hutang sebesar US$250 juta kepada investor. Dari sini Modern Land meminta waktu tambahan untuk mengembalikan hutangnya dalam bentuk obligasi yang wajib dibayarkan 25 Oktober mendatang. Dari krisis tersebut, para pimpinan dan presiden Modern Land harus merogoh uang pribadnya sebesar US$124 juta guna memulihkan keuangan perusahaan. Tapi yang jelas dampak krisis ini telah membuat saham Modern Land turun hampir 50 persen dan nilai marketnya terpangkas sampai US$160 juta.

  1. Sinic Holdings

Terakhir, perusahaan properti asal China yang ternyata juga mengalami masalah keuangan yakni Sinic Holdings. Menurut kabar Sinic Holdings dinyatakan telahmengalami gagal bayar untuk melunasi obligasi senilai US$250 juta atau setara Rp3,55 triliun. Dari sini Sinic Holdings diberikan waktu hingga 18 Oktober 2021 sebagai tenggat waktu. Akibat masalah finansial tersebut membuat lembaga pemeringkat Fitch menurunkan rating Sinic menjadi ‘C’. Rating ‘C’ ini memiliki arti yang cukup buruk namun belum masuk tahap bangkrut (restrictive default). Dari keempat perusahaan properti tadi, diketahui Sinic Holding memang mengalami permasalahan dan kesulitan yang paling nyata karena harus kehilangan sahamnya hingga 90 persen. Saat ini nilai marketnya pun hanya tersisa US$230 juta.

Itulah beberapa perusahaan properti besar di China yang sedang mengalami krisis keuangan. Dari sini kita bisa mendapatkan pelajaran bahwa perusahaan sebesar apapun tidak bisa terhindar dari masalah finansial.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Yang Menarik di Bulan Ini

To Top
×