Era kehidupan baru atau New Normal memang sebentar lagi akan diberlakukan. Tapi meski demikian beberapa pengusaha masih merasa ragu dan khawatir dengan keadaan yang ada. Kekhawatiran ini memang wajar dirasakan para pengusaha karena saat era New Normal dimana pandemi Covid-19 masih berlangsung, dapat dikatakan pasar masih belum sehat secara total. Disamping itu ketakutan akan penularan Covid-19 di masa New Normal ini juga menjadi salah satu hal yang membuat pengusaha kurang begitu yakin. Dari sinilah kemudian muncul beberapa perasaan yang menyelimuti pada pengusaha ketika akan menjalankan usaha atau bisnisnya di masa New Normal. Nah, berikut ini merupakan beberapa bentuk kekhawatiran para pebisnis ketika menjalankan usahanya di masa New Normal.
- Daya Beli Masyarakat Rendah
Kekhawatiran pertama yang dirasakan para pengusaha ketika menjalankan bisnisnya di masa New Normal adalah daya beli masyarakat yang masih rendah. Seperti kita tahu bahwa selama masa pandemi ini memang pergerakan ekonomi berjalan sangat lambat. Perlambatan ekonomi di masa pandemi ini sendiri disebabkan oleh penutupan beberapa tempat usaha hingga berhentinya aktivitas ekonomi di berbagai bidang. Bahkan dari keadaan tersebut membuat terjadinya gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Maka dari kondisi tersebut, tentu perekonomian masyarakat diprediksi belum tentu langsung pulih di masa New Normal tersebut. Karena itulah kemudian beberapa pengusaha menjadi khawatir untuk menjalankan bisnisnya di era New Normal tersebut. Pasalnya ketika bisnisnya dibuka dengan biaya operasional yang harus ditanggung namun daya beli masyarakat yang rendah, tentu hal ini akan membuat para pengusaha mengalami kerugian.
- Protokol Kesehatan yang Kurang Dipatuhi
Dalam era New Normal ini memang kehidupan belum bisa dilakukan secara biasa seperti semula. Hal ini disebabkan wabah virus corona yang masih belum tuntas hingga membuat kita semua dianjurkan untuk selalu menerapkan protokol kesehatan disetiap aktivitas yang dijalankan. Maka dari itu untuk mencegah penularan Covid-19, protokol kesehatan ini wajib dijalankan oleh semua orang di lingkungan bisnis. Sayangnya, dengan beberapa peristiwa pelanggaran yang terjadi pada masa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), membuat para pengusaha merasa ragu bahwa setiap orang mampu menjalankan protokol kesehatan. Tidak hanya dari kalangan konsumen atau masyarakat, para pebisnis ini juga ragu dengan karyawan atau konsumennya yang bisa menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Padahal protokol kesehatan ini merupakan sesuatu yang penting dilakukan pada era New Normal untuk menghindari penularan Covid-19.
- Tidak Ada Petugas untuk Memastikan Protokol Kesehatan
Berikutnya, kekhawatiran yang bisa saja menyelimuti para pengusaha meski New Normal diberlakukan yaitu terkait petugas yang memastikan penerapan protokol kesehatan. Dalam era New Normal nantinya memang pemerintah pusat dan daerah menyatakan kesiapsediaannya untuk menghadirkan petugas di beberapa pusat belanja. Kehadiran petugas baik itu dari TNI-Polri atau Satpol PP ini bertujuan untuk mengatur masyarakat yang berbelaja agar tetap dalam koridor protokol kesehatan Covid-19. Namun sayangnya, hal ini masih saja diragukan oleh para pengusaha. Pasalnya beberapa kejadian yang muncul pada masa PSBB, didapati petugas yang lengah atau bahkan tidak ada petugas yang berjaga. Nah dari kelengahan atau ketiadaan petugas inilah maka masyarakat bisa saja kemudian mengacuhkan protokol kesehatan dan kemudian membuat penularan Covid-19 menjadi lebih berpeluang terjadi.
- Kepastian Iklim Investasi
Terakhir, kekhawatiran yang bisa muncul dari pengusaha meski New Normal ini diterapkan adalah kepastian iklim investasi. Saat ini beberapa pengusaha memang harus memutar otak lebih keras untuk bisa menjalankan bisnisnya. Ini karena sejak adanya pandemi Covid-19 membuat investasi menjadi semakin macet. Kekhawatiran investor akan perkembangan ekonomi di Indonesia membuat mereka lantas tidak ingin mengambil risiko terlalu besar pada kerugian. Nah, kepastian iklim investasi yang tidak jelas tersebut sepertinya juga akan membuat para pengusaha khawatir di masa New Normal. Hal ini dikarenakan wabah virus corona dan dampaknya yang masih terasa di era New Normal membuat investor diprediksi akan lebih memilih menyimpan uangnya.