Lainnya

Inilah Fakta Evergrande, Perusahaan Properti China yang Terlilit Hutang

China-Evergrande

China Evergrande/https://www.reuters.com/

Baru-baru ini dunia ekonomi digemparkan oleh masalah hutang yang dialami oleh raksasa properti asal China Evergrande. Begitu bermasalahnya keuangan Evergrande ini bahkan dinyatakan oleh beberapa pakar dapat menjadi ujian besar bagi Beijing dan China secara umum. Kekhawatiran ini tidak berlebihan mengingat China punya pengalaman terdahulu yakni raksasa perbankan AS, Brothers China, yang bangkrut pada 2008 hingga memicu krisis keuangan global. Tapi bagaimana kisah Evergrande ini sampai membuat perusahaan besar tersebut terlilit masalah? Berikut faktanya.

  1. Perusahaan Pengembang Real Estate

Perlu diketahui bahwa Evergrande ini merupakan perusahaan properti terbesar di China dan juga salah satu yang terbesar di dunia jika menilik dari pendapatannya. Perusahan yang berbasis di Kota Shenzhen, China Selatan tersebut memiliki pekerja sekitar 200 ribu orang dengan lebih dari 1.300 proyek di lebih 280 kota di seluruh China.

Tidak hanya sektor properti, namun Evergrande ini juga berinvestasi pada beberapa sektor seperti kendaraan listrik, olah raga, dan taman hiburan. Di tahun 2010, Evergrande mengakuisisi klub sepak bola Guangzhou dan juga membangun sekolah sepak bola terbesar di dunia dengan biaya US$185 juta. Sementara itu di sektor hiburan, Evergrande menghadirkan Evergrande Fairyland dan juga Ocean Flower Island di Hainan.

  1. Masalah Evergrande

Untuk membiayai berbagai kegiatan bisnisnya, Evergrande kemudian meminjam dana ke beberapa investor hingga membuat hutangnya membengkak. Hutang yang mencapai lebih dari US$300 miliar ini pada akhirnya menimbulkan masalah saat perusahaan mendapatkan reputasi buruk. Dampaknya kemudian permasalahan tersebut menjadikan investor resah terkait masalah arus kas perusahaan. Investor sendiri berpendapat bahwa Evergrande bisa saja gagal bayar (default) jika tak segera mengumpulkan uang dengan cepat.

Ambisi manajemen yang terlampau besar inilah menurut para ahli yang kemudian menjadikan Evergrande terjerumus dalam utang sangat besar.

“(Grup Evergrande) menyimpang jauh dari bisnis inti sehingga mereka terjatuh ke dalam kekacauan ini,” kata Mattie Bekink selaku Direktur Unit Intelijen Ekonomi China.

Pengamat lain yakni Mark Wiliams yang merupakan Kepala Ekonom Asia Capital Economics menyatakan bahwa akar masalah Evergrande adalah permintaan properti yang masuk era penurunan berkelanjutan. Dari masalah ini Mark memprediksi hal tersebut akan menjadi ujian terbesar yang dihadapi sistem keuangan China selama bertahun-tahun.

  1. Upaya Evergrande untuk Bangkit

Fakta berikutnya dari hutang Evergrande adalah upayanya untuk bisa bangkit dari masalah. Dalam upayanya untuk bangkit, Evergrande kemudian menunjuk penasihat keuangan untuk membantu menilai situasi perusahaan dan mengeksplorasi semua solusi yang bisa dilakukan Evergrande. Selain itu Evergrande juga telah menjual bisnis kendaraan listrik dan bisnis layanan properti. Tapi sayangnya perusahaan belum mendapatkan investor yang berminat. Tidak hanya itu Evergrande juga sudah mencoba menjual menara kantornya di Hong Kong.

  1. Reaksi Investor

Dari masalah ini para investor pun bereaksi dengan berbagai cara seperti berdemonstrasi. Beberapa investor memang mengakui keresahannya karena harus menghadapi saham Evergrande yang anjlok. Maka pada pekan lalu, Fitch dan Moody’s Investors Services pun kemudian menurunkan peringkat kredit Evergrande karena masalah likuiditas.

  1. Campur Tangan Pemerintah China

Terakhir, fakta Evergrande adalah adanya campur tangan pemerintah China. Juru Bicara Biro Statistik Nasional China yakni Fu Linghui menyatakan bahwa beberapa perusahaan real estate tetap stabil tahun ini. Tapi karana ada masalah Evergrande, maka dampaknya dapat meluas ke industri secara keseluruhan. Sementara itu pihak dari Capital Economics memprediksi bank sentral China dapat turun tangan mengatasi masalah Evergrande dari sisi likuiditas bila kekhawatiran default meningkat.

Meski ada harapan pemerintah China untuk ikut campur, namun beberapa pihak mengatakan bahwa penyelamatan Evergrande ini sudah terlambat. Pada akhirnya masalah keuangan Evergrande yang disebut sebagai “lubang hitam” tersebut bisa saja justru menjadi ancaman bagi China. Dari sini kemudian tersirat bahwa uang tidak akan cukup mampu menyelesaikan permasalahan Evergrande.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Yang Menarik di Bulan Ini

To Top
×