Kebijakan PPKM Darurat yang telah dimulai sejak 3-20 Juli 2021 di Jawa-Bali kini telah diperluas wilayah cakupannya. Mendekati tanggal berakhirnya ketentuan pemberlakuan PPKM Darurat, beredar kabar bahwa kebijakan ini akan diperpanjang. Melihat tren kenaikan kasus Covid-19 yang masih tinggi memang membuat kabar perpanjangan ini berhembus semakin kencang. Tentu ketika PPKM Darurat ini akan diperpanjang, kita perlu memiliki persiapan untuk menghadapinya. Dan hal paling penting yang perlu diantisipasi ketika PPKM Darurat diperpanjang adalah finansial. Nah berikut ini beberapa tips untuk mempersiapkan perpanjangan PPKM Darurat.
Pahami Kondisi Pekerjaan
Menurut Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting Tejasari Assad menyatakan bahwa hal pertama yang seseorang dilakukan saat PPKM diperpanjang adalah memahami dulu kondisi pekerjaan yang dijalani. Apakah Anda adalah pekerja formal yang bisa WFH dengan gaji penuh atau Anda pekerja informal yang justru terancam penghasilannya bisa terancam jika WFH.
“Buat pegawai kantoran yang masih bekerja, WFH, itu justru bagus ya, tidak ke mana-mana, income tetap dapat, jadi malah bisa berhemat. Tapi kan lain cerita kalau ternyata income berkurang bahkan tidak bisa cari uang karena perusahaan tutup atau usaha harus tutup dan harus di rumah saja,” kata Teja.
Untuk Pekerja dengan Penghasilan Penuh
Bagi pekerja formal dengan penghasilan penuh, Teja menyarankan agar mampu menghemat segala dana untuk kebutuhan sehari-hari. Artinya, Anda bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan tambahan tanpa perlu berlebih-lebihan. Jika kebutuhan tersebut sudah terpenuhi, Anda perlu menghitung sisa dari penghasilan.
“Hitung juga pengeluaran yang bisa dihemat atau bahkan tidak dikeluarkan seperti transportasi, makan di luar,” ujar Teja.
Untuk Pekerja Informal
Sementara itu bagi pekerja informal maka menurut Teja mereka perlu melakukan penghematan yang lebih ketat.
“Karena penghasilan berkurang, turun, atau bahkan sampai tidak ada, maka tentu pertama perlu sekali berhemat. Tapi tetap penuhi kebutuhan pokoknya dari dana darurat dan tabungan,” ujar Teja.
Lebih lanjut Teja mengatakan bahwa penggunaan kas harian hingga dana darurat harus dihitung dengan seksama. Apakah memang dana daruratnya cukup untuk sebulan lagi atau dua bulan lagi?
“Pada kondisi ini, pakai cash yang ada dulu, kalau sudah tidak ada baru dana darurat, lalu tabungan, dan terakhir cairkan investasi,” tuturnya.
Mencairkan Investasi
Bila pilihan Anda ada pada mencairkan investasi maka Teja menyarankan agar mencairkan investasi jangka pendek. Jangan mencairkan investasi jangka panjang seperti tabungan pendidikan anak dan pensiun.
“Kalau saham karena kondisi seperti ini, nilainya turun, sebenarnya malah rugi ya. Jadi dilihat dulu saja mana yang tidak terlalu merugikan, bisa cepat, dan bukan jangka panjang,” jelas Teja.
Mencari Penghasilan Tambahan
Di tengah pemberlakukan PPKM yang membuat penghasilan menurun atau bahkan nihil memang membuat Anda perlu mencari penghasilan tambahan. Hal ini menurut Teja perlu dilakukan karena tidak mungkin seseorang terus-menerus menggantungkan nasib pada dana darurat.
Untuk mencari penghasilan tambahan ini menurut Teja bisa dimulai dengan membuka bisnis kecil-kecilan seperti menjual makana secara online. Permintaan makanan dengan sistem order delivery di masa pandemi ini memang sedang tinggi. Bisnis lain yang bisa dicoba yaitu menjual produk reseller atau menjual produk kesehatan seperti vitamin, obat atau madu.
Perlu Kreativitas
Tips tambahan datang dari Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andi Nugroho yang menyatakan bahwa kelompok informal memang dituntut untuk lebih kreatif di masa pandemi. Saat jualan secara offline dibatasi maka Anda bisa berpindah ke ranah online. Caranya gunakan media sosial untuk berjualan atau membuka toko di e-commerce dan lainnya.