Perekonomian Indonesia yang terus merosot akibat pandemi Covid-19 membuat banyak kalangan mengkhawatirkan terjadinya resesi. Minusnya ekonomi Indonesia di kuartal II dan diprediksi juga terjadi di kuartal III ini bisa saja berdampak pada banyak hal, termasuk PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang terjadi di beberapa lapangan kerja. Dengan tidak bisa dipastikannya berakhirnya pandemi ini menjadikan kita semua harus mempersiapkan berbagai hal, termasuk dana darurat guna menghadapi ancaman resesi. Tapi bagaimana cara untuk bisa menyiapkan dana darurat di situasi seperti ini? Begini tips dan kiat yang diberikan oleh perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Andy Nugroho.
- Mulai Menabung
Kiat pertama mempersiapkan dana darurat untuk hadapi resesi ekonomi adalah dengan mulai menabung. Tabungan memang menjadi salah satu bentuk atau wujud dana darurat yang paling nyata untuk dimiliki setiap orang di masa krisis seperti ini. Untuk besaran tabungan di masa pandemi ini disarankan oleh Andy untuk diperbesar atau disesuaikan dengan gaji atau pesangon. Idealnya menurut Andy jumlah uang yang disisihkan untuk tabungan dana darurat ini adalah 20 persen dari penghasilan.
- Kurangi Aktivitas Hiburan
Bila sebelum krisis Anda mungkin setiap bulannya harus membuat porsi anggaran hiburan, maka sekarang Andy menyarankan untuk mengurangi kegiatan ‘bersenang-senang’ tersebut. Bila perlu Anda bisa memangkasnya hingga setengahnya. Untuk pengalihan alokasinya, Anda bisa menyetor anggaran hiburan ini ke tabungan yang memang perlu ditingkatkan.
“Kesenangan pribadi saya sarankan juga anggaran dikurangi. Bisanya kan untuk leisure itu 10 persen dari total pendapatan. Misalnya gaji Rp5 juta sekitar Rp500 ribuan, kurangi lagi setengahnya jadi 5 persen. Kan lumayan 5 persen lagi bisa saving,” kata Andy.
- Mencari Pekerjaan Sampingan
Berikutnya, kiat mempersiapkan dana darurat untuk hadapi resesi ekonomi menurut Andy Nugroho adalah dengan mencari pekerjaan sampingan. Walau Anda tidak mendapatkan pengurangan pendapatan, namun pekerjaan sampingan ini penting dimiliki untuk berjaga-jaga. Kita memang tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dengan pekerjaan kita ke depannya. Nah dari sinilah maka kita perlu mencari pekerjaan sampingan atau tambahan untuk persiapan menghadapi krisis yang bisa saja memperburuk keadaan.
“Coba untuk mencari sampingan entah itu berbisnis maupun sampingan lainnya kalau beneran kena PHK, ada sampingan. Sehingga itu bisa jadi penghasilan walaupun enggak menutupi income utama paling enggak ada pelampung pengaman,” ujar Andy.
- Cari Instrumen Investasi yang Tepat
Selain menabung, mengurangi pegeluaran dan mencari pekerjaan sampingan, di masa krisis seperti ini Anda juga disarankan untuk berinvestasi. Tapi jangan sembarang investasi. Pastikan investasi yang dipilih tepat dan menguntungkan. Menurut Andy Instrumen investasi yang disarankan untuk dipilih di masa krisis ini adalah deposito dan logam mulia. Investasi lain yang direkomendasikan Andy yaitu obligasi ritel yang diterbitkan Direktorat Jendral Pembiayaan dan Resiko Kementerian Keuangan. Sementara itu investasi yang perlu dihindari menurut Andy yaitu tanah dan properti.
“Untuk investasi aman dan likuid di masa sekarang sebetulnya logam mulia karena ada kemungkinan harga naik, tapi kalau mau lebih panjang kita bisa rasakan hasilnya ke depan. Tapi paling enggak ada barang investasi dan berpotensi naik kalau dibutuhkan mudah banget dilikuidasi,” ungkap Andy.
Pentingnya Tabungan
Tabungan di masa krisis seperti sekarang ini memang penting. Tidak hanya bagi Andy Nugroho, perencana keuangan dari Finansial Consulting Eko Endarto juga menilai pentingnya tabungan untuk persiapan menghadapi resesi. Menurut Eko tabungan ini selain untuk mengantisipasi PHK juga bisa digunakan untuk mengatasi munculnya inflasi yang bisa sewaktu-waktu terjadi.
“Dengan tabungan kita jadi enggak was-was. Kalau anak kita, orang tua atau saudara kita butuh, juga bisa kita bantu kalau pekerjaan kita enggak terdampak,” ujar Eko.