Seperti kita tahu bahwa Rusia melalui Presiden Vladimir Putin sudah memutuskan untuk melancarkan operasi militer ke Ukraina. Dari sini konflik Rusia-Ukraina pun semakin nyata dan memanas hingga memunculkan kekhawatiran bagi banyak pihak akan meletusnya perang dunia ke-3. Peperangan sendiri sejak lama pasti akan menimbulkan dampak atau akibat. Tidak hanya dampak pada gangguan stabilitas keamanan dan politik, tapi dari sisi ekonomi, konflik Rusia-Ukraina juga akan membuat pengaruh tersendiri yang signifikan. Padahal saat ini Eropa dan beberapa negara dunia sedang memulihkan perekonomiannya dari pandemi Covid-19. Berikut beberapa dampak ekonomi yang bisa ditimbulkan dari konflik Rusia-Ukraina.
- Melonjaknya Harga Minyak Dunia
Dampak ekonomi pertama dari konflik Rusia-Ukraina yakni pengaruhnya pada harga minyak dunia. Seperti kita tahu Rusia adalah negara yang kaya dengan sumber daya energi, salah satunya yakni minyak bumi yang mampu memproduksi 9,7 juta barel per hari. Nah dari produksi minyak Rusia terbesar kedua di dunia setelah Amerika inilah bisa saja membuat aliran minyak Rusia yang terganggu oleh krisis. Jika hal ini terjadi maka harga minyak dunia bisa dengan mudah melonjak jadi US$120 per barel hingga US$150 per barel.
- Inflasi
Dampak ekonomi lain yang bisa muncul dari konflik Rusia-Ukraina adalah inflasi. Ini terjadi bila minyak dunia naik lebih dari US$100 per barel, maka tingkat inflasi tahunan di Amerika Serikat dapat naik hingga 10 persen. Selain energi bumi, komoditas lain dapat mengalami gejolak harga akibat peperangan adalah logam, aluminium, dan paladium.
- Gejolak Pasar Saham
Konflik Rusia-Ukraina juga akan mempengaruhi pasar saham. Jika perang ini berlangsung cukup lama, maka Investor diyakini akan melakukan aksi jual besar-besaran. Ini karena kenaikan harga minyak dunia dan inflasi karena perang, membuat investor khawatir dengan proses pemulihan ekonomi di dunia. Dari pasar yang tidak stabil tersebut bukan tidak mungkin juga dapat merusak kepercayaan di antara konsumen dan pelaku bisnis.
- Pertumbuhan Ekonomi Melambat
Hal yang juga diprediksi akan terjadi bila Rusia dan Ukraina terus berperang adalah pertumbuhan ekonomi akan melambat. Sebuah konflik memang bisa mengganggu stabilitas politik dan ekonomi. Dari sinilah kemudian akan membuat pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat. Apalagi mengingat banyak negara di dunia yang masih belum pulih ekonominya akibat pandemi Covid-19.
- Kenaikan Suku Bunga
Bila terjadi inflasi yang melonjak di atas 10 persen, The Fed diyakini akan menaikkan suku bunga untuk tujuan mengendalikan harga. Jika hal ini terjadi maka akan membuat biaya pinjaman bagi konsumen seperti hipotek, pinjaman mobil, hingga kartu kredit, akan semakin tinggi. Hal yang pasti terjadi sekarang adalah konflik Rusia-Ukraina semakin memperumit tugas The Fed guna mengendalikan inflasi tanpa memicu resesi ekonomi.
- Serangan Siber
Terakhir, dampak yang bisa terjadi dari ketegangan dan konflik Rusia-Ukraina adalah munculnya serangan siber. Presiden Amerika Serikat Joe Biden sudah memperingatkan Rusia untuk tidak melancarkan aksi serangan siber.
“Jika Rusia menyerang Amerika Serikat atau sekutu melalui cara asimetris, seperti serangan siber yang mengganggu terhadap perusahaan kami atau infrastruktur penting, kami siap untuk merespons,” kata Biden.
Dalam ranah teknologi yang semakin berkembang membuat perang siber memang juga bisa saja terjadi pada kedua negara yang bertikai.
“Perang berkembang dengan cara yang tidak terduga. Tidak seorang pun boleh berasumsi bahwa mereka dapat melihat semua dampak perang pada awalnya,” kata Kepala Strategi Global JPMorgan Funds David Kelly.