Peluang Usaha

Lirik Peluang Fotografer Gowes yang Makin Cuan di Masa Pandemi

fotografer-gowes

fotografer gowes/https://primetimes.id/

Seperti kita tahu bahwa pandemi Covid-19 memang benar-benar membuat banyak perubahan. Selain gaya hidup sehat yang lebih ketat, perubahan juga terjadi pada sisi kegemaran masyarakat. Tidak hanya merawat dan mengkoleksi tanaman hias, namun ada hobi lain yang juga jadi fenomena tersendiri yakni gowes. Kegiatan gowes dengan sepeda di masa pandemi memang sangat terasa hampir di seluruh wilayah Indonesia dari perkotaan hingga pedesaan. Nah dari tingginya kegemaran tersebut kemudian muncul peluang fotografer gowes yang makin cuan untuk dijalankan.

Manfaatkan Tren Gowes

Salah satu fotografer yang mengaku ketiban rezeki dari maraknya gowes adalah Bayu. Sebelum memotret para pegowes, Bayu konsentrasi sebagai fotografer sport khusus bidang lari. Namun sejak tahun 2017 dimana banyak goweser bermunculan, Bayu pun memanfaatkannya dengan mulai juga memotret tren tersebut. Pada awal memotret kegiatan bersepeda, Bayu mengaku yakin untuk langsung menjual hasil fotografinya tersebut.

“Saya pikir foto ini bisa lah dijual. Karena sepeda mereka sudah bagus, outfit sudah bagus pasti mau juga diabadikan yang bagus, bukan yang sekedarnya,” kata Bayu.

Gayung Bersambut

Gayung pun bersambut karena ternyata keyakinan Bayu tersebut memang diminati para pegowes. Keyakinan Bayu ini dilatarbelakangi tren lari yang sebelumnya juga membuahkan hasil. Dari sinilah kemudian Bayu mampu mendapatkan banyak pundi-pundi uang dari kegiatan gowes yang dijalankan para pesepeda. Bahkan begitu besarnya minat publik pada hasil jeperetannya, Bayu mengaku harus terus memotret di hari biasa ataupun hari libur. Setelah memotret dirinya langsung mengunggahnya di akun Instagramnya dengan nama @guejualfoto.

Pemasaran

Untuk memasarkan hasil jepretannya, Bayu menyatakan dirinya meminta bantuan pada rekan-rekannya di komunitas lari dan sepeda. Bayu yang juga pernah ikut komunitas lari dan gowes memang memperoleh keuntungan dari jaringan yang dimilikinya tersebut. Dari teman-temannya itu Bayu memberitahukan untuk diteruskan pada komunitas bahwa dirinya sudah menggungah hasil jepretan dan bisa membelinya jika ingin ada yang menginginkannya. Dari pemasaran mulut ke mulut dan didukung media sosial inilah Bayu mampu memaksimalkan penjualan.

“Itu bagusnya dari mulut ke mulut, karena kadang ada teman-temannya, nah ini ada si ini di mention. Memang kalau gambar kalau di facebook kurang, kalau di Instagram kan memang gambar,” ujar Bayu.

Yulius Rianto

Dalam memanfaatkan peluang fotografer gowes ini Bayu tidak sendirian, sebab ada juga Yulius Rianto yang juga menjual beberapa hasil jepretannya di akun Instagram @yurigophotography. Jika Bayu memotren pesepeda di kawasan Bintaro, Yulius membidik para goweser di kawasan Mozia loop Tangerang. Yulius yang memulai kegiatan fotografi pada objek sepeda sejak bulan Juli 2020 ini awalnya bahkan menjual hasil jepretannya di tempat Bayu karena menurutnya media sosial miliki Bayu lebih dikenal.

“Dari Mozia di Juli, lalu saya nebeng di akunnya si @guejualfoto, numpang jualan karena mereka yang lebih dikenal duluan untuk menjual foto sepeda,” ucap Yulius.

Mulai Memasarkan Sendiri

Butuh waktu hingga bulan Agustus 2020 bagi Yulius untuk dikenal para pegowes. Dari sini Yulius pun memberanikan diri untuk menjual hasil jepretannya di akun instagramnya sendiri @yurigophotography. Untuk harga hasil jepretannya, Yulius mematok Rp 100 ribu per-satu foto. Dalam satu hari Yulius mengaku bisa menjual hasil fotonya pada 10 orang.

Peluang Besar

Bagi Yulius, menjadi fotografer gowes sekarang merupakan peluang besar. Sebab menurutnya tidak hanya menjual pada para individu, tapi ada kesempatan juga bagi fotografer disewa oleh komunitas. Jika sudah diminati dan disewa komunitas maka harganya bisa jauh lebih tinggi hingga jutaan rupiah bila dibanding perorangan.

“Untuk sport ini potensi besar. Karena biasanya event itu cuma Sabtu dan Minggu, kalau ini hari biasanya juga bisa. Jadi seperti gajian aja sehari gajian, kalau dapat lebih puji tuhan alhamdulillah, kita kerja 2 jam Rp 500 ribu ya di mana lagi, cuma bangun pagi saja,” jelas Yulius.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Yang Menarik di Bulan Ini

To Top
×