Di masa pandemi seperti sekarang, tanaman hias seperti janda bolong tengah jadi primadona banyak orang. Dilatar belakangi oleh rasa jenuh dan bosan saat menjalankan WFH di rumah, membuat tanaman yang juga disebut monstera adansonii variegata tersebut menjadi primadona untuk dirawat. Selain monstera, beberapa tanaman hias lain seperti seperti keluarga aglaonema, syngonium serta lidah mertua sebenarnya juga terpantau cukup populer. Namun bila menilik harganya, janda bolong memang menjadi tanaman hias yang paling bernilai.
Investasi Tanaman Hias
Walau banyak yang menyebut meroketnya harga tanaman hias ini hanya tren sesaat, tidak sedikit orang yang kemudian melakukan investasi. Menurut Perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho menyatakan bahwa investasi pada tanaman hias ini merupakan sesuatu yang menjanjikan asal mampu mencermati hal-hal tertentu.
“Iya, bisa jadi alat investasi baru yang lagi tren. Kalau ditanya bisa datangkan keuntungan tidak? Ya bisa. Tapi harus hati-hati, harus bijak,” ujar Andi.
Menurut Andi, keuntungan pada investasi tanaman hias ini sekarang bisa mencapai dua sampai tiga kali dari harga beli. Apalagi bila tanaman yang kamu investasikan ini tergolong langka, maka harga atau nilainya dapat melonjak berkali-kali lipat. Nah berikut ini ada beberapa hal yang perlu dicermati oleh siapapun yang akan atau sedang berinvestasi pada tanaman hias.
- Investasi Jangka Pendek
Menurut Andi, Janda Bolong dan tanaman hias yang sedang naik daun sekarang tergolong pada investasi jangka pendek. Ini disebabkan meroketnya harga tanaman hias didorong oleh tren yang sedang berkembang. Karena mengikuti tren maka investasinya tergolong jangka pendek. Karena termasuk investasi jangka pendek maka akan ada masa atau waktu di mana popularitas dan harga tanaman hias tersebut meredup.
“Kalau mau masuk ke investasi ini bisa, tapi jangka pendek saja, karena sejak pandemi ini memang ada beberapa hal yang tren dan bisa datangkan keuntungan, tapi ketika pandemi selesai, kan belum tentu,” ucap Andi.
Selain tanaman hias, investasi jangka pendek ini juga pernah terjadi pada saat tren batu akik, ikan arwana dan lainnya. Maksud lain dari investasi jagka pendek ini adalah sifatnya yang musiman dan hanya cuan di waktu tertentu saja.
- Langkah Cepat
Karena tergolong musiman dan investasi jangkan pendek, maka kamu yang ingin mendapatkan cuan dari tanaman hias ini perlu bergerak cepat. Bergerak cepat di sini maksudnya adalah kamu harus segera membeli, merawat dan juga menjualnya secepat mungkin. Proses penjualan mungkin menjadi hal yang perlu kamu realisasikan segera. Sebab bila kamu tak kunjung bisa menjual tanaman hias ini maka waktu bisa saja membuat harga tanaman ini tak lagi cuan.
“Yang penting barang yang sudah terbeli, jangan terlalu lama untuk langsung dijual, mumpung masih tren. Soalnya tren suka tidak mudah ditebak kapan berakhirnya,” kata Andi.
- Modal Jangan Besar
Berikutnya, cara agar kamu bisa mendapatkan cuan dari janda bolong dan tanaman hias lain yang saat ini populer yaitu dengan tidak mengeluarkan modal terlalu besar. Menurut Andi, waktu yang bersifat musiman membuat modal besar pada tanaman hias ini memang berisiko alami kerugian.
“Harus bisa menakar kemampuan modal, jangan semua uang ‘nganggur’ untuk beli tanaman hias, maksimal 30 persen saja, karena ini kan musiman, sesuai tren, jangka pendek. Jangan ‘nyetok’ banyak-banyak. Jangan sampai sudah beli banyak, habis itu tidak tren lagi, nanti rugi,” jelas Andi.
- Cermati Risiko Rugi
Seperti bisnis atau investasi lain, tanaman hias ini juga punya risiko. Risiko rugi yang bisa muncul dari tanaman hias ini sendiri adalah matinya tanaman sebelum dijual. Jika hal ini terjadi maka kerugian akibat kematian tanaman ini bisa mencapai 100 persen dari modal. Dari sinilah kamu yang ingin mendapatkan cuan dari janda bolong atau tanaman hias lain perlu memiliki kemampuan dalam merawatnya.
“Pelajari juga cara merawatnya, berapa minim siramnya, kena mataharinya, pupuknya, dan lainnya, misalnya risiko dicabutin oleh anak,” terang Andi.