Indonesia selain dikenal sebagai negara agrarian juga disebut sebagai negara kepulauan. Hal ini didasari bagian daerahnya merupakan pulau – pulau baik dari ujung timur hingga barat. Tercatat ada puluhan ribu pulau yang dimiliki negeri ini. Tak heran jika mata pencaharian penduduknya sebagian besar ialah nelayan. Tak hanya itu laut Indonesia memang kaya akan hasil alamnya. Banyak produk ikan dipasarkan hingga menembus pasar internasional. Sayangnya yang mendapatkan keuntungan dari bisnis perairan ini hanya beberapa orang.
Nelayan yang terjun langsung di lapangan hanya menerima sebagian kecil profit. Untuk itulah agar para nelayan ini mampu mendapatkan keuntungan maksimal beberapa perusahaan startup membangun aplikasi online. Penasaran dengan aplikasi yang ditawarkan oleh start up tersebut? simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Jala
Foundernya merupakan kumpulan anak muda yang hendak membantu para nelayan udang untuk memantau kualitas air tambak secara real time. Jala didirikan oleh Raynalfie Rahardjo, Farid Inawan, Syauqi Nurul Aziz dan Hanry Ario. Para mahasiswa Universitas Gadjah Mada ini mengenalkan Jala sebagai salah satu aplikasi yang mampu membantu bertambak udang menjadi lebih mudah. Jala sendiri memiliki beberapa keunggulan yakni mampu menampilkan informasi suhu, salinitas, pH hingga oksigen yang terlarut pada tambak anda.
Data kualitas air anda bahkan bisa diakses melalui aplikasi web atau SMS kapanpun dan dimanapun anda berada. Tak hanya itu Jala juga memberikan informasi dan rekomendasi untuk membantu meningkatkan kualitas air tambak anda. Cara kerjanya juga sangat mudah yakni pasang sensor Jala didalam tambak anda kemudian download aplikasinya yakni blumbang.reksa. Setelahnya anda sudah siap menerima informasi kualitas air tambak anda secara realtime.
E-fishery
Selain jala juga ada e-fisheri yang bertugas membantu para nelayan kita mendapatkan hasil panen yang lebih maksimal. E-fishery ini bertugas untuk mengatur atau memantau pakan untuk peternak ikan sehingga hasil panen ikan selalu optimal. E-fishery ini merupakan sebuah alat yang mana bisa anda kendalikan melalui layar smartphone. Adanya e-fishery membuat anda tak harus datang ke kolam hanya untuk member pakan. Kelebihan lainnya dari alat ini ialah setiap pakan yang keluar akan tercatat akurat sehingga terhindar dari overfeeding.
Terdapat pula sensor pendeteksi nafsu makan yang mana jika ikan tak menunjukkan tanda lapar maka pemberian pakan akan berhenti otomatis. E-fishery terdiri dari dua model yakni 90 derajad dan 360 derajad. Untuk e-fishery 90 derajad bisa diletakkan di pojok kolam anda. jarak lontaran mencapai 10 meter dan cocok untuk kolam seluas 50-100 meter persegi. Untuk e-fishery 360 derajad paling pas diletakkan di tengah kolam. Jarak lontaran 10 meter dan digunakan untuk kolam lebih dari 10 meter persegi.
Growpal
Satu lagi produk startup yang meramaikan bisnis perairan Indonesia yakni growpal. Foundernya ialah Paundra Noorbaskoro dan Ahmad Rizqy Akbar. Growpla sendiri merupakan platform penghubung investor dan nelayan yang membutuhkan modal untuk beternak ikan. Keunggulan dari growpal sendiri terletak pada opsi investasinya. Untuk crowd investing bisa dilakukan lebih dari satu investor dengan dana mulai dari Rp.100.000. Untuk premium investing hanya mencakup satu investor saja sehingga dana yang dibutuhkan jauh lebih besar.
Walau baru dirilis Januari 2017 namun pada akhir tahun nanti Growpal menargetkan untuk sudah terdaftar di OJK. Aplikasi ini bahkan menawarkan margin lebih dari 35% untuk ROI bagi investor. Bagaimana menurut anda berminat bergabung dengan growpal?