Seperti kita tahu bahwa pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) telah mengeluarkan kebijakan baru yakni pemberian kelonggaran bagi masyarakat yang ingin mengambil rumah atau kendaraan bermotor dengan uang muka (Down Payment/DP) 0 persen. Kebijakan ini sendiri berlaku mulai 1 Maret 2021 hingga 31 Desember 2021. Selain kebijakan tersebut, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan pembebasan pungutan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) mobil baru untuk kategori mobil sedan dan mobil 4×2 mulai 1 Maret-Mei 2021.
Dari kedua kebijakan inilah maka beberapa kalangan masyarakat, dan mungkin termasuk kamu kemudian bisa saja tergoda untuk mengeluarkan uang. Kebijakan ini membuat Perencana Keuangan Tejasari Assad menyarankan agar publik harus berpikir dua kali sebelum memutuskan berbelanja. Untuk menghindari jebakan karena cicilan hutang berlebih maka Tejasari Assad dan Andy Nugroho sebagai perencana keuangan memberikan beberapa tips berikut ini.
- Hindari Pembelian Berdasarkan Keputusan Emosional
Pertama, tips menghindari godaan belanja dari iming-iming DP 0 persen dan bebas pajak adalah dengan membuat keputusan rasional. Tak jarang memang banyak hal ketika seseorang mengeluarkan uang tidak didasarkan pada pertimbangan yang rasional tapi emosional. Pembelian yang dilakukan dengan pertimbangan emosional ini tentu akan membawa pada penyesalan. Untuk mengambil keputusan berdasarkan rasionalitas ini perencana keuangan Andy Nugroho mengatakan bahwa seseorang perlu menanyakan pada dirinya apakah memang rumah atau kendaraan tersebut memang dibutuhkan? Pertanyaan kedua yang perlu diajukan yaitu apakah keuanganmu mampu menanggung beban baru dari cicilan yang diambil?
Sebelum memutuskan untuk mengambil cicilan, kamu juga perlu memikirkan biaya operasional untuk barang yang dibeli, sebut saja seperti biaya service, bensin, biaya tol dan lainnya. Satu hal lagi yang perlu kamu pertimbangkan yaitu membengkaknya bunga yang harus dibayarkan karena pembelian tanpa uang muka (DP). Nah jika kamu bisa memenuhi beberapa biaya tadi maka kamu bisa mengambilnya. Tapi bila keuanganmu tidak bisa memenuhinya, lebih kamu mengurungkan niat membeli.
- Disiplin dengan Pos Pengeluaran
Kamu yang memutuskan mengambil cicilan atau membeli mobil bebas pajak, Teja menyarankan untuk mengorbankan disiplin finansial. Maksudnya di sini adalah kamu perlu mengalokasikan lebih besar untuk cicilan ini. Teja sendiri menyarankan bahwa seseorang yang mengambil cicilan rumah atau mobil maka perlu mengalokasikan 30 persen dari total pemasukan. Kamu memang harus mengorbankan pos pengeluaran lain demi mencicil rumah atau kendaraan tadi. Apalagi mengingat bunga dari pembelian ini terbilang besar, maka cicilan pun juga akan besar. Dari sinilah maka kamu perlu berdisiplin dengan pos pengeluaran.
- Hindari Sikap Konsumtif
Berikutnya, tips hindari godaan belanja dari iming-iming cicilan DP 0 persen dan bebas pajak mobil baru adalah menghindari sikap konsumtif. Kamu yang memiliki cicilan baru yang lebih besar maka mau tak mau kamu harus bisa menghindari sikap konsumtif. Untuk bisa menghindari sikap konsumtif ini kamu harus bisa mengerem segala keinginan. Jangan sampai lagi kamu tergoda dengan segala tawaran yang bersifat konsumtif. Tapi jika kamu tidak bisa mengerem keinginan maka bukan tidak mungkin pembelianmu pada rumah atau mobil tadi akan menjadi jebakan finansial.
- Cari Alternatif Lain
Terakhir, tips yang bisa kamu jalankan untuk menghindari godaan pembelian rumah DP 0 persen dan mobil bebas pajak adalah mencari alternatif lain. Kamu memang perlu berpikir kreatif untuk bisa berhemat. Caranya kamu bisa mencari alternatif lain pada barang yang bisa diganti dengan yang lebih murah. Seperti misalnya membeli kebutuhan dapur dengan berbelanja di pasar tradisional yang harganya lebih murah. Contoh lain membeli barang bekas untuk keperluan elektronik. Barang elektronik yang harganya akan turun setelah pemakaian memang membuatmu perlu mempertimbangkan jika membeli dalam kondisi baru.
“Cari harga yang sesuai dengan kemampuan kita, kalau belum mampu jangan sampai dengar ada insentif lalu ambil keputusan emosional,” kata Andy.