Tahukah kamu istilah cross selling dalam konsep strategi marketing? Strategi cross selling dalam pemasaran sebenarnya sudah sangat lazim kita jumpai meski mungkin kita tidak ‘ngeh’ atau tidak menyadarinya. Sebut saja sebagai contoh ketika Anda akan membayar belanjaan di minimarket. Di sini biasanya kasir juga akan menawarkan produk lain kepada Anda. Nah inilah yang disebut sebagai cross selling.
Apa Itu Strategi Cross Selling?
Secara lebih detail, cross selling didefinisikan oleh HibSpot sebagai tindakan dan wujud strategi pemasaran untuk mendorong pembelian apa pun yang berhubungan dengan produk utama. Apapun barang tambahan yang ditawarkan penjual, intinya cross selling berusaha untuk mendorong konsumen membeli produk tambahan yang memang masih relevan dengan apa yang dibelinya.
Penerapan strategi cross selling sendiri kini juga sering kita temui di penjualan online. Sebut saja misalnya ketika Anda berbelanja di marketplace dan akan melakukan checkout. Di sini biasanya sistem akan menghadikan produk lain yang diperlihatkan pada buyer. Nah di sinilah cross selling digunakan untuk membuat pembeli menambahkan barang ke keranjang belanja.
Ketika banyak produk yang dibeli buyer, tentu strategi ini akan menjadi sangat efektif untuk meningkatkan penjualan dan omset. Selain meningkatkan penjualan, strategi cross selling juga diyakini dapat membangun customer engagement.
Tips Menerapkan Strategi Cross Selling yang Efektif
- Berikan Diskon Saat Konsumen Membeli Lebih Banyak
Tips pertama menerapkan cross selling yang efektif adalah dengan memberikan diskon ketika konsumen membeli lebih banyak barang. Trik ini memang dinilai cukup menarik pembeli karena buyer akan tergoda untuk menambah belanjaan karena adanya diskon. Contoh penerapan tips ini adalah menjual satu baju senilai Rp 40.000, namun bila membeli 3 baju maka hanya perlu membayar Rp 100.000 saja. Pembelian dengan nominal tertentu yang akan mendapatkan layanan diskon ongkir, juga merupakan salah satu penerapan dari tips pertama ini.
- Memiliki Profil Pelanggan yang Akurat
Trik berikutnya untuk mengoptimalkan strategi cross selling adalah dengan mendapatkan profil pelanggan yang tepat. Memang tidak semua konsumen akan membeli produk tambahan dengan strategi cross selling ini. Maka dari itu agar Anda tidak terlalu sia-sia menghabiskan waktu menawarkan produk lain, Anda harus mengetahui dengan baik profil konsumen atau pelanggan. Dengan cara ini maka Anda akan mengetahui kecenderungan seorang buyer ketika berbelaja sehingga cross selling pun akan jadi lebih efektif ketika ditawarkan.
- Pertimbangkan Harga Produk Tambahan yang Diberikan
Anda perlu memahami bahwa cross selling ini adalah cara untuk membuat buyer membeli barang dalam jumlah lebih banyak. Nah karena sejatinya buyer hanya ingin membeli satu barang, maka Anda seharusnya tidak menawarkan barang tambahan yang harganya di atas dari barang yang dibeli konsumen. Jadi ketika akan menawarkan barang tambahan, pastikan harganya di bawah produk yang akan dibeli buyer.
- Manfaatkan User Generated Content (UGC)
Seorang pembeli tentu akan lebih mempercayai ulasan dari pembeli lain dibanding ulasan dari brand ambassador. Dari sinilah agar strategi cross selling ini berjalan optimal, Anda perlu memanfaatkan User Generated Content (UGC). Dengan UGC yang berupa ulasan dari pembeli lainnya, maka akan muncul kepercayaan hingga kemudian buyer akan lebih terbuka menerima penawaran barang lain dari Anda. Untuk menerapkan trik ini Anda bisa memberi sebuah label pada produk yang bertuliskan “Apa kata orang tentang produk ini.”
- Tawarkan Tambahan Produk Rekomendasi Pribadi
Terakhir, tips mengoptimalkan cross selling adalah dengan menawarkan produk rekomendasi pribadi. Trik yang satu ini perlu diterapkan pada penjualan offline atau konvensional di mana Anda bisa bercerita kepada buyer mengenai rekomendasi sesuai referensi pribadimu. Bila Anda mampu menyampaikan produk rekomendasi tersebut dengan baik, maka strategi cross selling ini akan berjalan dengan baik.