Bukan hanya rasanya yang pedas, namun saat ini cabai juga punya harga yang pedas. Bagaimana tidak, bumbu dapur yang kini makin digemari masyarakat ini memiliki harga yang terbilang fantastis menembus Rp 160.000/kg. Harga ini tentu saja sangat luar biasa dari harga biasanya yang hanya Rp 50.000/kg. Kenaikan harga cabai yang melejit ini tentu saja kemudian membuat para pecinta kuliner pedas jadi gelisah. Tak hanya para pecinta kuliner pedas, para pengusaha kuliner pun sekarang pun pastinya akan pusing tujuh keliling dengan fenomena ini.
Ketika harga cabai meroket maka pengusaha kuliner ini memang akan menghadapi dilema. Hal ini disebabkan bumbu utama untuk membuat kulinernya harus dibeli dengan harga yang tinggi yang artinya menambah beban biaya produksi. Dilema ini kemudian membuat kebingungan lain yaitu antara menaikkan harga dengan risiko kehilangan pelanggan atau bertahan dengan harga yang juga punya risiko rugi. Lalu bagaimana seharusnya para pengusaha kuliner pedas ini menyiasati kondisi harga cabai yang tinggi ini? Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan.
- Menaikkan Harga dengan Kompensasi Peningkatan Pelayanan
Strategi pertama untuk menyiasati meroketnya harga cabai adalah dengan menaikkan harga dengan kompensasi peningkatan pelayanan. Anda pengusaha yang memang tidak ingin rugi dengan beban dari ongkos produksi maka Anda bisa saja menaikkan harga dengan sebuah catatan khusus seperti peningkatan pelayanan. Harga yang tinggi memang harus dibayar atau dikompensasi dengan hal lain. Karena jika Anda tidak melakukannya, maka bisa saja pelanggan akan pergi dan beralih ke kompetitor. Anda memang tidak harus mengkompensasi kenaikan harga menu kuliner ini dengan peningkatan pelayanan. Tapi kebanyakan pegusaha menganggap konsekusi meningkatkan pelayanan ini sebagai sebuah hal yang paling baik dan logis untuk diterapkan.
- Mengurangi Porsi Cabai
Berikutnya, strategi untuk mengatasi melejitnya harga cabai yaitu dengan mengurangi porsi cabai. Ini adalah sesuatu yang paling masuk akal dan juga sering dilakukan oleh para pengusaha kuliner pedas. Banyak yang menganggap bahwa solusi mengurangi porsi cabai adalah sebuah cara paling aman dimana pengusaha tak harus menanggung kerugian dan juga tak kehilangan pelanggan. Namun yang harus diingat dari strategi ini bahwa tak semua konsumen bisa menerima jika porsi cabai pada kuliner Anda dikurangi. Pasalnya, beberapa para pecinta kuliner pedas tak mau berkompromi dengan rasa pedas yang bekurang. Dari sini bisa saja meraka akan pergi meninggalkan kuliner Anda karena dianggap tidak lagi bisa memenuhi selera pedas yang mereka inginkan.
Perilaku pecinta kuliner pedas seperti inilah yang seharusnya menjadi catatan dan kewaspadaan saat Anda melakukan strategi ini. Jangan sampai Anda kecolongan dan blunder dengan strategi ini. Agar strategi ini tidak meleset dan tetap membuat usaha kuliner berjalan baik maka Anda bisa menjalankan beberapa tips seperti melakukan survei atau jajak pendapat pada konsumen. Kegiatan survei ini sendiri dilakukan untuk melihat respon pembeli ketika akan dilakukan pengurangan porsi cabai. Anda bisa bertanya secara langsung atau memberikan selembar kertas angket. Jika memang responnya baik maka Anda bisa melanjutkan strategi. Tapi bila responnya buruk maka Anda harus berpikir strategi lain untuk mengatasi keadaan tersebut.
- Cari Bumbu Dapur Pengganti Cabai
Terakhir, solusi dan strategi menyiasati harga cabai yang tinggi adalah dengan mencari bahan pengganti cabai. Rasa pedas dalam dunia kuliner memang tidak hanya bisa diperoleh dari cabai. Namun beberapa bumbu dapur lainnya seperti lada atau merica, jahe china atau wasabi dan juga saus bisa menjadi alternatif rasa pedas bagi produk kuliner Anda. Tapi menjalankan strategi mengganti cabai dengan bumbu dapur lain yang pedas ini bukan tidak mengandung risiko. Sebab bisa jadi bumbu ini dapat mempengaruhi cita rasa menu kuliner Anda. Jadi sebelum menyajikan pada konsumen Anda harus benar-benar memastikan bahwa bumbu alternatif pengganti cabai yang Anda pilih tidak mengubah cita rasa.
Ketiga strategi menyiasati harga cabai yang meroket ini memang memiliki risiko serta kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk itu Anda sebagai pengusaha kuliner pedas ini dituntut untuk berpikir jeli dan mendalam ketika akan memilih satu dari ketiga strategi ini. Dalam melaksanakan strategi, Anda juga harus cermat dan benar-benar serius menjalankannya.