Tips

Begini Cara Kembangkan Usaha di Masa Pandemi

cara-kembangkan-usaha-masa-pandemi

cara kembangkan usaha masa pandemi/https://www.forbes.com/

Dalam sesi kelas Aksilerasi gagasan Ninja Xpress, CEO Suqma dan pakar investasi, Riel Tasmaya memberikan materi yang menjelaskan bagaimana cara mengembangkan bisnis UMKM di masa pandemi. Sejak 22 September hingga 22 Desember 2020 nanti memang ada program Aksilerasi gagasan Ninja Xpress yang diikuti 20 UKM dari berbagai industri. Dalam program ini ada mentor-mentor profesional yang mengisi kelas-kelas online seperti klaster A business investment ready, klaster B pengerjaan valuasi bisnis dan klaster C membangun kapasitas. Kelas online workshop dan daily coaching ini sendiri akan mengajarkan berbagai strategi UMKM untuk mengembangkan usahanya.

Pahami Visi dan Misi Usaha

Dalam kelas yang diisi oleh Riel Tasmaya, dirinya menjelaskan bahwa untuk mengembangkan usaha di masa pandemi ini pelaku usaha perlu kembali memahami visi dan misi usahanya sebelum meningkatkan derajat perusahaan menjadi lebih tinggi. Dengan memahami kembali visi dan misi usaha maka menurut Riel mereka tahu harus melangkah ke mana.

“Founder harus tahu sudah di tahap mana usahanya sekarang dan harus dapat menilai perusahaan objektif mau ke mana,” Ujar Riel.

Mencari Investor Seperti Cari Jodoh

Dalam mengembangkan usaha ini Riel juga mengatakan pentingnya mencari investor. Nah dalam mencari investor ini pelaku usaha perlu mendapatkan chemistry antara pemilik usaha dan investor barunya. Pasalnya, investor ini menurutnya seperti jodoh yang harus ditinjau berulang kali hingga mencapai kecocokan.

 “Tentu tidak sekali bertemu tapi perlu proses berulang-ulang kali yang membuat keduanya cocok,” kata Riel.

Pahami Jenis Investor yang Tepat

Tidak hanya mencari chemistry dengan investor, tapi menurut Riel pelaku usaha juga perlu memahami jenis investor yang tepat bagi perusahaan. Beberapa jenis investor yang perlu dipahami yaitu perusahaan investasi, angel investor serta venture capital atau perusahaan yang masih berelasi dengan produk yang dijual. Setelah memahaminya, pelaku usaha harus bijak memilihnya, entah itu berupa permodalan atau hanya dalam bentuk pinjaman.

 “Tak perlu beri saham ke investor bila ternyata kita hanya butuh pinjaman jangka pendek,” ucap Riel.

Hati-hati dalam Menentukan Valuasi

Bagi investor sendiri Riel mengatakan perlu berhati-hati dalam menentukan valuasi startup. Hal ini dilakukan agar investor lebih yakin dan mantap untuk berinvestasi. Setelah melihat projection atau data finansial kemudian gunakan pendekatan apa saja untuk mendapatkan data tersebut. Setelah itu lanjutkan dengan laporan finansial dan laporan pajak. Terakhir lakukan analisa pasar, analisa industri, pemetaan kompetitor serta pemilik usaha bersama dengan timnya.

“Terpenting bagi saya dari siapa foundernya. Itu kelihatan dari business plan sampai ke tahap eksekusi. Founder yang baik pasti punya tim kuat,” katanya.

Tak Perlu Khawatir Jalankan Bisnis dengan Investor Baru

Menjalankan bisnis dengan investor baru ini menurut Riel tak perlu terlalu dikhawatirkan oleh pelaku usaha. Ini karena dengan membangun bisnis bersama-sama maka pebisnis berpeluang besar untuk meningkatkan pertumbuhan usaha dengan lebih cepat. Namun memang pebisnis perlu lebih jeli melihat kebutuhan perusahaan. Jika memang kebutuhan akan dana ini bersifat sementara atau jangka pendek, maka pilihan permodalan terbaik yang seharusnya diambil adalah pinjaman. Dari modal pinjaman ini maka nilai saham perusahaan yang dimiliki tak berubah.

“Founder perlu tahu apakah memang hanya butuh pinjaman atau mereka butuh permodalan dalam bentuk saham baru,” jelas Riel.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Yang Menarik di Bulan Ini

To Top
×