Keuangan

Mau Menyimpan Uang yang Aman di Tengah Pandemi? Ikuti Kiat Memilah Instrumen Berikut

tips-menyimpan-uang-masa-pandemi

menyimpan uang masa pandemi/https://www.housers.com/

Keadaan pandemi Covid-19 ternyata berdampak pada semua segi kehidupan manusia, termasuk dunia perbankan dan jasa keuangan. Seperti kita tahu bahwa belum lama ini ada sebuah bank swasta yang memutuskan untuk membatasi proses penarikan dana tabungan nasabahnya. Keputusan ini memang bukan tanpa alasan mengingat likuiditas bank mulai mengetat akibat program restrukturisasi kredit nasabah di tengah wabah virus corona. Tidak hanya itu, dampak dari pandemi ini membuat tujuh produk reksadana dari sebuah perusahaan jasa keuangan juga sempat dibekukan sementara oleh OJK. Dari sini banyak masyarakat menanyakan di mana tempat menyimpan dana yang aman di saat situasi seperti ini? Untuk itulah Perencana Keuangan Oneshildt Financial Planning Agustina Fitria menjawabnya dengan memberikan tiga tips.

  1. Simpan Dana Operasional Bulanan di Tabungan

Kiat dan tips pertama menyimpan uang di tengah pandemi Covid-19 menurut Agustina Fitria adalah menyimpan dana operasional bulanan di tabungan. Dana opersional bulanan adalah dana atau anggaran yang digunakan seseorang untuk kebutuhan sehari-hari seperti belanja kebutuhan untuk makan, transportasi, tagihan bulanan, iuran atau biaya pendidikan dan lainnya.

“Untuk operasional bulanan bisa disimpan di tabungan agar mudah diakses,” kata Agustina.

Mengenai adanya masalah penarikan dana yang dibatasi, Agustina menyarankan untuk menyimpan dana di rekening tabungan yang nilainya setara tiga bulan kebutuhan hidup saja. Jangan lupa juga untuk memilih bank yang sehat.

“Jika menyimpan uang di bank, sebaiknya memilih bank yang sehat. Itu bisa dilihat dari kriteria kesehatan bank yang dipublikasikan di BI misalnya,” lanjut Agustina.

  1. Simpan Dana Keperluan Jangka Pendek di Instrumen yang Mudah Dicairkan

Berikutnya, untuk dana keperluan jangka pendek maka Agustina menyarankan untuk menyimpan atau menaruhnya di instrumen yang mudah diakses dan dicairkan seperti deposito dan reksadana pasar uang. Selain mudah diakses dan dicairkan, kedua instrumen ini menurut Agustina mampu memberikan imbal hasil yang cukup menguntungkan berkisar 3 sampai 10 persen tergantung tenornya. Tenor yang ada biasanya berkisar antara satu bulan, tiga bulan, enam bulan, dan satu tahun. Supaya dana di deposito dan reksadana ini lebih aman maka Agustina menyarankan untuk memilih bank dan Manajer Investasi (MI) yang tepat.

“Patut diwaspadai MI yang memberikan jaminan hasil investasi tertentu. Investasi pada dasarnya tidak boleh hanya ingin besar hasilnya, kecuali produk jelas misalnya reksadana terproteksi,” tutur Agustina.

  1. Simpan Dana untuk Keperluan Jangka Panjang di Instrumen yang Sesuai Profil Risiko Anda

Terakhir, untuk keperluan jangka panjang, Agustina menyatakan untuk menyimpannya di instrumen yang sesuai profil Anda. Seperti misalnya Anda yang ingin mencoba menjajal risiko pertumbuhan ganda, maka bisa menginvestasikan dana di saham. Tapi bila Anda ingin lebih aman dengan hasil imbal yang pasti maka instrumen obligasi pemerintah, dana pensiun serta reksadana pendapatan tetap bisa dipilih. Bila dana yang ingin disimpan berkisar 2 hingga 3 tahun maka Agustina menyarankan untuk menyimpan dana di Surat Berharga Negara (SBN) ritel. Ini karena menurut Agustina Surat Berharga Negara (SBN) ritel mampu memberikan imbal hasil cukup besar dan pasti dan risikonya minim karena ditanggung pemerintah.

Instrumen jangka panjang aman lain yang bisa Anda pilih di tengah pandemi Covid-19 adalah emas atau logam mulia. Menurut Agustina, emas dan logam mulia ini sebaiknya disimpan untuk kebutuhan tiga hingga lima tahun dari sekarang.

“Logam mulia lebih baik dialokasikan untuk kebutuhan tiga sampai lima tahun mendatang,” ucap Agustina.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Yang Menarik di Bulan Ini

To Top
×