Keuangan

Mau Kelola Keuangan? Hindari “Titik Buta” Ini

titik-buta-pengelolaan-keuangan

titik buta pengelolaan keuangan/https://indramayu.pikiran-rakyat.com/

Mengelola keuangan memang sebuah kegiatan yang perlu dilakukan. Apalagi mengingat keadaan di dunia dan Indonesia yang masih mengalami pandemi, membuat pengelolaan finansial menjadi hal yang penting dan krusial untuk dijalankan. Bahkan menurut pakar keuangan dan penulis buku “The Psychology of Money”, Morgan Housel, pengelolaan keuangan yang dilakukan dengan sedikit tabungan lebih baik dari pada membelanjakannya. Pengelolaan uang memang bisa dilakukan dengan cara yang berbeda oleh masing-masing orang. Ini karena ada banyak faktor internal dan eksternal yang mempengaruhinya. Contoh faktor yang mempengaruhi pengelolaan keuangan adalah lingkungan, di mana tumbuhnya, cara mereka dibesarkan, bagaimana pengalamannya, kondisi perekonomian nasional, pandangan terhadap inflasi dan krisis serta yang lainnya. Namun terlepas dari itu semua dalam pengelolaan uang ini penting untuk seseorang mengetahui dan memahami adanya titik buta atau blind spot. Dari sinilah Morgan Housel kemudian menyarankan agar siapa pun yang akan melakukan pengelolaan uang harus menghindari beberapa titik buta (blind spot) berikut ini agar tidak menyesal di masa depan.

  1. Perubahan dalam Rencana Keuangan

Titik buta pertama yang harus kamu hindari dalam pengelolaan keuangan yakni perubahan dalam diri. Perubahan dalam diri memang bisa membuat rencana dan pengelolaan keuangan ikut berubah. Ini dikarenakan setiap bertambahnya usia menciptakan keinginan yang berbeda-beda. Keadaan seperti ini membuat realitas yang muncul saat pertambahan usia menjadi sulit dilakukan dalam tujuan pengelolaan keuangan. Misalnya saja seperti kamu yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, maka pandanganmu pada keuangan akan mengalami perubahan. Walhasil ketika pandanganmu sudah berubah maka tujuan dan perencanaan keuangan pun akan ikut mengalami perubahan.

“Sering kali, bukan karena rencana keuanganmu yang gagal. Hanya saja kamu adalah orang yang berbeda dari 10 tahun yang lalu,” ujar Housel.

Karena bisa terjadi perubahan dan perbedaan dalam rencana keuangan seiring pertambahan usia maka disarankan oleh Housel untuk rutin menabung. Hal ini menjadi lebih baik apabila kamu juga mendukungnya dengan meminimalisir pengeluaran yang tidak penting. Maka agar kamu tidak menyesal di hari ke depan, pastikan untuk selalu memiliki rencana keuangan yang matang.

  1. Bergaya Sesuai Kantong

Titik buta berikutnya yang perlu kamu hindari dalam pengelolaan keuangan yakni bergaya hidup yang tidak sesuai isi dompet. Dalam kehidupan modern seperti sekarang memang kehidupan orang kaya sering dijadikan sebagai acuan bagi banyak orang. Dari sinilah maka ada beberapa kalangan yang kemudian memaksakan diri untuk menjalankan hidup yang tidak sesuai dengan kondisi perekonomiannya. Namun sikap ini dinyatakan oleh Housel sebagai blind spot atau titik buta yang harus dihindari karena dapat membuat pengelolaan keuangan menjadi kacau dan berantakan. Contoh sikap yang bergaya sok kaya adalah membeli kendaraan mewah, suka plesiran, beli smartphone mewah dengan memaksakan keuangan yang ada meski harus berhutang.

  1. Tabungan Ekstra

Terakhir, titik buta atau blind spot yang harus dihindari menurut Housel adalah ketidaksadaran pada tabungan ekstra. Tabungan ekstra atau dana darurat atau apapun itu namanya memang sangat penting dalam kehidupan ini. Dengan adanya uang ekstra maka kamu bisa mendapatkan fleksibilitas dan kebebasan ketika membutuhkannya. Hidup di hari esok yang tidak bisa dipastikan memang harus bisa diantisipasi dengan tabungan ekstra. Nah dari sinilah maka kamu harus bisa menyisihkan uang dari pendapatan yang ada setiap bulannya untuk tabungan ektstra. Jangan lupa juga jalankan kegiatan menabung untuk tabungan ekstra ini secara konsisten.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Yang Menarik di Bulan Ini

To Top
×